Kamis, 29 November 2012

0 komentar

yang gak pasti itu menyakitkan dan bakal menyesal ujungnya, karena melalaikan yang pasti pasti..

Renungan malam ini yg terlintas sebelum tidur.

#Ya Allah, jadikanlah aku dalam golongan orang bersyukur atas semua takdir dan kehendakMu.Amin

Suby & Ina - Ketika Cinta Bertasbih (Orginal Version)

0 komentar

Bertasbilah cinta terukir di hatiku
Seindah samudera senja berkilau membentang
Cinta yang sejati yang tersandar di hati
Berlabuh menepi satukan karna Ilahi
Malam penuh doa penawar rindu kasih
Munajatkan maha cinta diatas cinta
Jika memang takdir cinta pasti bertemu
Meski kau dan aku ada di ujung dunia

Ketika cinta bertasbih bagai cah'ya tak bertepi
Anugerah terindah itu yang ku impikan
Harapanku tambatkan disetiap sujud malamku
Tuhan bimbing cintaku cinta karna Ilahi
Harapanku tambatkan disetiap sujud malamku
Tuhan bimbing cintaku cinta karna Ilahi

Bertasbilah cinta terukir di hatiku
Seindah samudera senja berkilau
membentang
Cinta yang sejati yang tersandar di hati
Berlabuh menepi satukan karna Ilahi
Malam penuh doa penawar rindu kasih
Munajatkan maha cinta diatas cinta
Jika memang takdir cinta pasti bertemu
Meski kau dan aku ada di ujung dunia

Original Version of Single: Ost.
Ketika Cinta Bertasbih

Broadcastmessage pagi ini

0 komentar

Allah beri ujian karena Allah tahu kita bisa melaluinya. Allah beri kelebihan agar kita belajar berbagi. #ASTP

Kamis Semangat

#Broadcastmessage

Isi broadcast message saya pagi ini untuk teman teman...Beraneka ragam jawaban mereka..dari "sip","nice","super",dan beberapa jawaban singkat lainnya.

Ada satu jawaban yg sangat aku suka, dari seorang teman. Jawaban yang sangat berkaitan dengan pesan broadcast saya pagi ini..

Ujian hanya salah satu cara Allah menaikan "derajat" kita di sisi-Nya, berbagi dalam kebaikan adalah sebuah keniscayaan bagi hamba-Nya yg bersyukur

~Kamis berkah~

:-)

Sabtu, 24 November 2012

Ustadz Felix Siaw

0 komentar

01. cinta seringkali datang dari hal-hal sederhana bukan mewah | seperti kaus kaki yang kau kenakan saat gerimis di tengah sawah
02. saat engkau tunjukkan pekerti yang memikat hati | cerminkan kehormatan diri dan taatmu jadi jaminan hari nanti
03. walau jilbabmu terbasah lumpur yang menggenang | jangan tanya kaus kaki yang kotor bukan kepalang
04. namun engkau tetap tenang tak
bergeming | memikirkan taatmu pada siapa? itu yang buat merinding
05. tanpa kusadari ada rasa haru menelisik masuk | romantisme manapun tidak ada saingan bagi takjub yang merasuk
06. namamu pun aku tak tahu, tapi yang tersebut justru nama Tuhan-mu | "subhanAllah yang telah menciptakan Muslimah taat semisalmu"
07. karena taat pada Allah maka seorang Muslimah layak dinikahi | sebab mendidik anak yang menyembah Allah perlukan iman
yang sejati
08. cinta itu membutakan, cinta karena Allah lebih tak peduli | urusan apa asal etnis dan kekayaan, bila sudah taat Allah apa lagi dicari?
09. kukirimkan sepucuk surat padamu, isinya permintaan pernikahan | karena Allah sudah menjaminmu, tiada kuperlukan pacaran
10. tak perlu lagi berkenalan, karena
kauskaki kotor sudah jadi saksi | jika
perintah Allah engkau dengarkan, begitu juga kelak pinta suami
11. engkau balas surat dengan kata
"engkau belum mengenalku" | aku
memang belum mengenalmu, tapi yang kutahu lebih dari cukup bagiku
12. pantang menyia-nyiakan l Muslimah yang taat Allah | di rumah tangga kelak yang begini yang mengundang berkah
13. kaus kaki kotor berbicara lebih banyak daripada lisan | memberitahu lebih banyak dari kebohongan bertopeng pacaran
14. adakala kejujuran lebih mudah dilihat dari perbuatan | namun pacaran sudah pasti mensyaratkan kebohongan
15. kaus kaki memang tak bisa bicara, namun ia tiada berdusta | beda dengan pacaran yang katanya cinta, namun minta pemuas nafsu nista
16. ingatkah engkau tentang pasangan aktivis-pacaran yang menuding | bahwa pernikahan kita tak didahului pacaran karenanya tak langgeng?
17. tahun demi tahun tanganmu tetap kugenggam hingga hari ini | sementara yang berpacar tiada menikah dengan alasan itu dan ini
18. tidak salahlah aku memilihmu, berbekal telaah kaus kaki | hatimu mudah menerima nasihat, asalkan ada hadits dan ayat
19. tiada salah aku menunda kenikmatan masa muda | karena sekarangpun aku pun tak ingat lagi -dan tak peduli- pernah muda
20. sabar menanti yang halal akan berakhir satu saat nanti | namun nikmat bersama yang tak halal akan jadi penyesalan nanti
21. dulu aku berusaha jadi ksatria, tidak memenuhi kepalamu dengan janji | komitmenku adalah akad nikah, ucapan sayang masih banyak masa
22. sekarang akupun tetap ksatria, mencari bagimu hanya yang halal | berucap padamu hanya yang baik, dan mengajarmu hanya yang benar
23. dan ksatria itu adalah menikahi, atau sudahi | bukan memulai yang tak bisa diselesaikan dengan menikahi
24. jelas bukan ksatria yang mengucapkan cinta, sayang | sedang bertemu wali dan tentukan tanggal saja banyak alasan
25. bila betul niatmu mencintai karena Allah | maka menikah itu pahala bagimu, bila belum siap dan berpisah itupun pahala bagimu
26. didik dirimu dengan Al-Qur'an, latih dirimu bergerak dalam dakwah Islam | itu jaminan hari tua, engkau bersama dengan orang yang benar
27. hormati dirimu, muliakan kehormatanmu | berikan pada lelaki yang siap mengambilnya dengan menikahimu, bukan menjanjikan harapan palsu
28. tutupi auratmu, pakai kaus kakimu | karena lelaki baik akan menundukkan pandangan, karenanya akan melihat kebawah kakimu :D

Rabu, 21 November 2012

0 komentar

Rasulullah pernah berujar, "Tidak ada keberanian yang paling disukai oleh Allah selain keberanian hamba menahan marah. Tidaklah seorang hamba itu menahan kemarahannya melainkan Allah Swt, akan mengisi dadanya dengan ke imanan.". Maka teruslah belajar, belajar memaafkan betapapun sesak, belajar mengasihi betapapun tersakiti, belajar santun betapapun terzalimi, karena setiap muslim punya cara yang indah untuk menyelesaikan masalah mereka.

Agar Semesta Terasenyum Padamu, Pelangi Persahabatan-153 (Yus Ibnu Yasin)

Sekilas isi buku yang ku baca menjelang tidur, untuk mengingatkan diri betapa indahnya saat bisa menahan amarah..

Selamat istirahat sahabat :-)

0 komentar

Bismillahirrahmanirrahim

Kalau mereka semua bangga bisa jalan jalan keluar negeri, tidak dengan aku. Aku lebih bangga kalau nanti bisa keliling Indonesia, menikmati indahnya Alam Indonesia. Bangka Belitung, Kepulauan Seribu, Kepulauan Karimun Jawa, Bukit Tinggi Padang, Bunaken, Pulau Lombok, dan beberapa tempat lain yang menunjukkan ke indahan Alamnya. Allah menciptakan tanah Indonesia dengan keindahannya tersindiri.

Luar Negeri, pergi keluar negeri tempat yang pertama ingin ku kunjungi adalah Mekah dan Madinah. Haji dan Umrah bersama keluargaku nanti. Amin

Ba'da Maghrib, sembari mendengar gemericik hujan

Senin, 19 November 2012

2 komentar
Satu-satunya cara untuk melakukan pekerjaan besar adalah mencintai apa yang kita kerjakan -Steve Jobs-

:) dan aku mencintai profesiku sekarang sebagai seorang Guru TK

Cerita Senin - Abang Ariiq

0 komentar
Bismillahirrahmanirrahim

Pagi yang cerah penuh dengan semangat, apalagi saat menerima sapaan manis dari murid muridku di sekolah,   maka pagi itu akan semakin bermakna. Seperti biasa pagi ini aku menjalani aktivitas rutinku sebagai seorang guru. Setiap kali datang ke sekolah, di pagi itu pula banyak sekali ekspresi anak anak yang bisa kulihat, ada wajah ceria, senang, bahagia, bahkan ada juga wajah yang tampak murung dan sedih. Kali ini aku ingin bercerita tentang Abang Ariiq salah satu murid dikelasku. Anak lelakiku yang satu ini, anak yang cerdas, mandiri, penuh percaya diri, manis, aktif, dan pemberani. Tubuhnya agak sedikit lebih tinggi di banding dengan teman temannya yang lain, gerak tubuhnya cepat. Sedikit bercerita tentang beberapa minggu yang lalu, saat di kelas sedang menari bersama, banyak ekspresi gerak yang anak anak tunjukkan, sedikit agak berlebihan dan kurang hati hati, Abang Ariiq jatuh saat menari, dagunya membentur lantai kelas, dan terluka. Luka itu harus ditangani langsung oleh dokter, siang itu aku dan kepala sekolah langsung membawanya ke klinik terdekat. Seperti yang ku ceritakan tadi tentang sosok abang, abang itu anak yang mandiri dan kuat, tangisnya tidak pecah seperti anak seumuran dia pada umumnya. Abang hanya sedikit merintih, dan mengeluarkan air mata, hanya berkata "Ummi, abang sakit, abang sakit sekali dagunya". Saat itu melihatnya menahan rasa sakit, air mata itu ikut terjatuh. Aku bisa merasakan begitu sakitnya yang abang rasakan, jika aku bisa meminta ALLAH untuk memindahkan sakitnya itu kepadaku, aku ingin sakit itu berpindah kepadaku saja. Tangisnya tak pecah, tapi isaknya itu yang membuatku semakin pilu. Sesampainya di Klinik, abang langsung dibawa ke UGD untuk ditangani oleh dokter. Keputusannya dagu abang harus di jahit, di situ abang terlihat panik, dia menolak untuk dijahit, tapi itulah abang, dia tetep bisa menahan emosi, tangisnya tak pecah, dan tidak berteriak histeris ketakutan. Sesekali dia hanya berkata "Ummi, abang gak mau di jahit, ummi pegang suntikan sama gintingnya, abang gak mau ummi..". Singkat cerita akhirnya dengan bujukan dan sedikit paksaan demi kebaikan dan kesehatan abang, akhirnya abang setuju dagunya dijahit. 

Beberapa hari abang tidak masuk sekolah, bisa kurasakan sulitnya abang saat makan karena menahan sakit. Setelah beberapa hari tidak masuk sekolah, hari senin yang aku ingat saat itu, abang kembali masuk sekolah dengan perban yang menempel di dagunya. Rautnya masih sedikit agak manyun, karena abang tau hari ini dia   akan kontrol jahitan ke klinik dan ganti perban. Sebelumnya, Bunda abang Ariiq sudah menghubungi aku untuk menemaninya kontrol pagi itu. Setelah selesai kegiatan pagi, aku dan abang pergi ke klinik. Abang sudah mulai terlihat sedikit takut, dia mengira dagunya akan di jahit lagi. Aku coba untuk menenangkannya. Kami sudah masuk ruang dokter, abang sedikit panik dan menangis saat suster itu mulai membersihkan luka dan menganti perbannya. Setelah selesai, saat kami berdua di ruang tunggu aku bertanya "Gimana bang, sakit yah tadi pas perbannya di ganti?" dia menjawab singkat dengan gelengan kepalanya, "Trus kok abang tadi nangis?" aku melanjutkan bertanya, "Abang takut ummi, makanya abang nangis." dia menjawab sambil tersenyum.

Setelah kejadian itu, aku dan abang semakin dekat. Dia lebih banyak bercerita dan banyak bertanya padaku. Pagi tadi saat di sekolah, aku datang lebih awal, sembari mengajar iqro anak waktu kegiatan pagi, sesekali aku menengok ke arah luar menuggu abang datang. Tak lama abang datang, kulihat wajahnya agak sedikit muram dan sedih menahan tangis. Saat ku tanya, dia tak mau menjawab. Hanya menggelengkan kepalanya saja. Abang melanjutkan kegiatan pagi untuk menggambar, selesai menggambar dia antri untu mengaji iqro denganku, saat giliran dia untuk mengaji, dia tersendat sendat membaca bismillah menahan tangis. Aku heran dan langsung memeluknya dan mengajaknya untuk bercerita. Aku membujuknya, sambil memelukku dia berkata "Ummi, abang mau ganti perban sama papa aja, abang gak mau ke dokter lagi hari ini.". Setelah bercerita aku baru faham, alasan dia sedih dari awal datang ke sekolah sampai akhirnya dia menangis dan bercerita. Ku usap usap punggungnya "Abang, jahitan abang kan sudah di lepas, jadi abang gak perlu ke dokter lagi, nanti di rumah biar mama atau papa yang ganti perbannya yah, abang jangan nangis lagi yah, abang nangis ummi ikut sedih nak.", Dia menganggukkan kepalanya dan masih terisak. Tak lama tangisnya berhenti, berganti dengan tawa dan ceria. 

Abang Ariiq ingat, senin pekan lalu dia konsul ke dokter bersama ku untuk ganti perban luka di dagunya. Itulah alasannya mengapa datang ke sekolah senin pagi tadi dia terlihat agak sedikt berbeda, dia takut senin ini dia harus ke dokter lagi. Lekas pulih abang sayang, selalu ada doa untuk abang dan teman teman yang lainnya. Ummi mencintai kalian karena ALLAH.

Sedikit cerita untuk hari ini. Bahagia tak terhingga saat di takdirkan ALLAH untuk menjadi seorang guru. Alhamdulillah


Prabumulih, 19 November 2012


 
Copyright © Dunia Ku
Blogger Theme by BloggerThemes | Theme designed by Jakothan Sponsored by Internet Entrepreneur