♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Ini bukan sekedar kata-kata agar kamu jatuh hati padaku, namun ini
adalah kejujuranku. Mengapa aku berkata seperti ini? Karena aku menyukai
orang-orang yang mencintaiNya. ... yang mencintai RasulNya... dan denganmu...
kuharap keteguhanmu bisa mengajakku serta untuk semakin mencintaiNya. ..
Aku merindukanmu karena Allah
Ini bukan untaian rahasia dalam hatiku untuk memikatmu. Mengapa aku
berkata seperti ini? karena aku tahu... mengucapkan ikrar suci itu
menyempurnakan hidupku. Dan... Pernikahan adalah sunnah Rasullullah dan
Rasulullah adalah kekasih Allah. Cinta adalah anugerahNya yang ditumbuhkan
dihati orang-orang yang dikehendakiNya. Bagaimana aku tidak merindukan
kehadiranmu wahai kekasih.... to come in my life ???
Aku menunggumu karena Allah
Ini bukan rajutan perasaan untuk sebuah penantian. Mengapa aku berkata
seperti ini? Karena aku tahu, diriku terlalu banyak kekurangan.. . dan
karenanya... aku butuh seseorang yang lebih halus untuk menaklukkan hatiku
yang tegas dan yang lebih tangguh untuk menguatkan hatiku yang lemah dengan ijinNya...
Aku tahu... terlalu banyak yang harus aku perbaiki... karenanya, aku menunggumu untuk menjadi pendamping hidupku... aku menunggumu untuk
lebih membimbingku dengan tulusmu... untuk lebih mengajariku dengan
sabar hingga kenikmatan imanku terhadapNya semakin dalam dengan
ijinNya.... disetiap harinya... untuk selama-lamanya Amin...
Aku tahu, dalam hatiku... aku tak ingin hidup sendiri, karenanya, aku
berharap... Allah menganugerahkan padaku seorang imam untuk berbagi
banyak hal dan menerima apa adanya diriku beserta keluargaku.. .
Kekasih... bila Engkau benar-benar ada dalam hidupku...
semoga Allah memantapkan hati kita dan mendekatkan kita dijalan yang lebih Ia Ridhoi
Amin...
Aku mencintaimu karena Allah... aku merindukanmu karena Allah dan aku menunggumu karena Allah...
diraga manakah jiwamu bersemayam?? ?
Dari sini aku menatap jejakmu dengan raga yang menari bersama angin...
diantara gemuruh ombak kerinduanku
Rasakan getarku... yang membiarkan selarik bintang menemanimu serta untuk menjemputku. ..
meski mungkin tak ada peta yang bisa dirimu genggam...
ijinkan bisik hatiku sebagai petunjuk arahmu dengan ijinNya...
Ya Rabbi... redamkanlah rinduku dijalan yang terbaik menurut Engkau untuk dunia dan akhiratku Amin....
Bila kerabat dan teman tak lagi cukup untuk menemani kehidupanku. ..
maka hari itu adalah yang aku tunggu... apakah dia, jawaban itu???
GFB----->Rumah Hati
Selasa, 29 Maret 2011
Aku Menunggumu
Diposting oleh
Avita Dewi Septiarini
di
3/29/2011 03:44:00 PM
Label:
Puisi dan doa,
Serial Cinta
0
komentar
Cinta
Diposting oleh
Avita Dewi Septiarini
di
3/29/2011 03:32:00 PM
Label:
Puisi dan doa,
Serial Cinta
0
komentar
✰◠◡◠✰◠◡◠✰◠◡◠✰✰◠◡◠✰◠◡◠✰◠◡◠✰
★★·
CINTA itu tak bersuara, maka ia tak mungkin berkata-kata akan hal yang sia-sia
★★·
CINTA itu tak bermata, maka tak mungkin ia melihat tentang semua keburukan-keburukan yang ada pada dirimu
★★·
CINTA itu tak bertelinga, maka mana mungkin ia mendengar apa saja aib-aib tentangmu dari oranglain
★★·
CINTA itu tak berkaki, maka tak mungkin ia pergi meninggalkanmu karena kesalahan yg pernah kau lakukan
★★·
CINTA… ia menutupi apa yang menjadi kekurangan dalam hidupmu, akan tetapi ia melengkapi apa yg sebelumnya tak ada pada dirimu
★★·
Karena CINTA itu BISU, BUTA, TULI dan LUMPUH , dari semua yang akan melunturkan nilai-nilai KASIH SAYANG dihatimu….
====================
Renna, 20 Januari 2011
★★·
CINTA itu tak bersuara, maka ia tak mungkin berkata-kata akan hal yang sia-sia
★★·
CINTA itu tak bermata, maka tak mungkin ia melihat tentang semua keburukan-keburukan yang ada pada dirimu
★★·
CINTA itu tak bertelinga, maka mana mungkin ia mendengar apa saja aib-aib tentangmu dari oranglain
★★·
CINTA itu tak berkaki, maka tak mungkin ia pergi meninggalkanmu karena kesalahan yg pernah kau lakukan
★★·
CINTA… ia menutupi apa yang menjadi kekurangan dalam hidupmu, akan tetapi ia melengkapi apa yg sebelumnya tak ada pada dirimu
★★·
Karena CINTA itu BISU, BUTA, TULI dan LUMPUH , dari semua yang akan melunturkan nilai-nilai KASIH SAYANG dihatimu….
====================
Renna, 20 Januari 2011
Proses Pernikahan Secara Syar'i
Diposting oleh
Avita Dewi Septiarini
di
3/29/2011 02:35:00 PM
Label:
Artikel,
Tentang Islam
2
komentar
Pernikahan. Sebuah kata yang teramat agung. Dia adalah sebuah ikatan yang dijalin melalui sebuah proses ”mencari jodoh”. Dalam tatanan ajaran agama Islam nan suci, mencari jodoh bukanlah sebuah proses ”membeli kucing dalam karung” sebagaimana yang sering dituduhkan. Bukan pula, “coba dulu baru beli” kemudian “habis manis sepah dibuang”, sebagaimana jamaknya pacaran kawula muda di masa sekarang. Namun sungguh, dia adalah perkara yang penuh adab karena Islam telah memberikan konsep yang jelas tentang tatacara ataupun proses sebuah pernikahan yang berlandaskan Al-Qur`an dan As-Sunnah yang shahih.
Teruntuk untuk saudara kami yang hendak membuka lembaran baru dalam hidupnya melalui sebuah pernihkahan yang suci, berikut ini kami tuliskan beberapa tahapan pokok menuju pernikahan berdasarkan Al-Qur`an dan As-Sunnah yang shahih sesuai pemahaman para salaful ummah yang shalih. Selamat menyimak …
1. MENGENAL CALON.
Sebelum seorang memutuskan untuk menikahi seseorang, tentunya ia harus mengenal terlebih dahulu siapa calon pasangan yang hendak dinikahinya. Tentunya proses kenal-mengenal ini tidaklah seperti yang dijalani orang-orang yang tidak memahami agama, sehingga mereka menghalalkan pacaran atau pertunangan dalam rangka penjajakan calon pasangan hidup, kata mereka. Karena pacaran dan pertunangan haram hukumnya tanpa kita sangsikan.
Adapun mengenali calon pasangan hidup di sini maksudnya adalah mengetahui siapa namanya, asalnya, keturunannya, keluarganya, akhlaknya, agamanya dan informasi lain yang memang dibutuhkan. Ini bisa ditempuh dengan mencari informasi dari pihak ketiga, baik dari kerabat si lelaki atau si wanita ataupun dari orang lain yang mengenali si lelaki/si wanita.
Yang perlu menjadi perhatian, hendaknya hal-hal yang bisa menjatuhkan kepada fitnah (godaan setan) dihindari kedua belah pihak seperti bermudah-mudahan melakukan hubungan telepon, sms, surat-menyurat, dengan alasan ingin ta’aruf (kenal-mengenal) dengan calon suami/istri. Jangankan baru ta’aruf, yang sudah resmi meminang pun harus menjaga dirinya dari fitnah.
Ketika hendak mengenali calon pasangan, beberapa hal yang perlu diperhatikan :
* Wanita itu shalihah, karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, artinya : “Wanita itu (menurut kebiasaan yang ada, pent.) dinikahi karena empat perkara, bisa jadi karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah olehmu wanita yang memiliki agama. Bila tidak, engkau celaka.” (HR. Bukhari dan Muslim).
* Wanita itu subur rahimnya. Tentunya bisa diketahui dengan melihat ibu atau saudara perempuannya yang telah menikah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, artinya : “Nikahilah oleh kalian wanita yang penyayang lagi subur, karena aku berbangga-bangga di hadapan umat yang lain pada kiamat dengan banyaknya jumlah kalian.” (HR. An-Nasa`i dan Abu Dawud, dishahihkan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Irwa`ul Ghalil no. 1784).
* Wanita tersebut masih gadis, yang dengannya akan dicapai kedekatan yang sempurna. Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma ketika memberitakan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa ia telah menikah dengan seorang janda, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, artinya : “Mengapa engkau tidak menikah dengan gadis hingga engkau bisa mengajaknya bermain dan dia bisa mengajakmu bermain?!” .
Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, artinya : “Hendaklah kalian menikah dengan para gadis karena mereka lebih segar mulutnya, lebih banyak anaknya, dan lebih ridha dengan yang sedikit.” (HR. Ibnu Majah, dihasankan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 623).
2. NAZHAR (MELIHAT CALON).
Ketika seorang sahabat ingin menikahi wanita Anshar, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menasihatinya : “Lihatlah wanita tersebut, karena pada mata orang-orang Anshar ada sesuatu.” Yang beliau maksudkan adalah mata mereka kecil. (HR. Muslim).
Demikian pula ketika Al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu meminang seorang wanita, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadanya, “Apakah engkau telah melihat wanita yang kau pinang tersebut?” “Belum,” jawab Al-Mughirah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, artinya : “Lihatlah wanita tersebut, karena dengan seperti itu akan lebih pantas untuk melanggengkan hubungan di antara kalian berdua (kelak).” (HR. An-Nasa`i dan At-Tirmidzi. Dishahihkan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 96).
Bagaimana jika nazhar dilakukan setelah khitbah (peminangan), dalam arti kata prosesnya terbalik (karena sebaiknya nazhar dulu baru khitbah ?
Dalam hal ini, Al-Imam Al-Baghawi rahimahullahu berkata : “Dalam sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Al-Mughirah radhiyallahu ‘anhu: “Apakah engkau telah melihat wanita yang kau pinang tersebut?” ada dalil bahwa sunnah hukumnya ia melihat si wanita sebelum khitbah (pelamaran), sehingga tidak memberatkan si wanita bila ternyata ia membatalkan khitbahnya karena setelah nazhar ternyata ia tidak menyenangi si wanita.” (Syarhus Sunnah 9/18).
Bila nazhar dilakukan setelah khitbah, bisa jadi dengan khitbah tersebut si wanita merasa si lelaki pasti akan menikahinya. Padahal mungkin (saj) ketika si lelaki melihatnya ternyata tidak menarik hatinya lalu membatalkan lamarannya, hingga akhirnya si wanita kecewa dan sakit hati. (Al-Minhaj Syarhu Shahih Muslim, 9/214).
Bolehkah melihatnya dengan sembunyi – sembunyi ?
Al-Imam Al-Albani rahimahullahu berkata, “Boleh melihat wanita yang ingin dinikahi walaupun si wanita tidak mengetahuinya ataupun tidak menyadarinya.” Dalil dari hal ini sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, artinya : ‘Apabila seorang dari kalian ingin meminang seorang wanita, maka tidak ada dosa baginya melihat si wanita apabila memang tujuan melihatnya untuk meminangnya, walaupun si wanita tidak mengetahui (bahwa dirinya sedang dilihat).” Ini merupakan pendapat jumhur (mayoritas) ulama.
Adapun Al-Imam Malik rahimahullahu dalam satu riwayat darinya menyatakan, “Aku tidak menyukai bila si wanita dilihat dalam keadaan ia tidak tahu karena khawatir pandangan kepada si wanita terarah kepada aurat.” Dan dinukilkan dari sekelompok ahlul ilmi bahwasanya tidak boleh melihat wanita yang dipinang sebelum dilangsungkannya akad karena si wanita masih belum jadi istrinya. (Al-Hawil Kabir 9/35, Syarhul Ma’anil Atsar 2/372, Al-Minhaj Syarhu Shahih Muslim 9/214, Fathul Bari 9/158).
Sebagai catatan yang harus menjadi perhatian bahwa ketika nazhar tidak boleh lelaki tersebut berduaan saja dan bersepi-sepi tanpa mahram (berkhalwat) dengan si wanita. Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, artinya : “Sekali-kali tidak boleh seorang laki-laki bersepi-sepi dengan seorang wanita kecuali wanita itu bersama mahramnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Atau jika tidak memungkinkan ditemani oleh mahramnya, boleh baginya mengutus seorang wanita yang tepercaya guna melihat/mengamati wanita yang ingin dipinang untuk kemudian disampaikan kepadanya.
Bagaimana batasan yang boleh dilihat ?
Ketika nazhar, boleh melihat si wanita pada bagian tubuh yang biasa tampak di depan mahramnya. Bagian ini biasa tampak dari si wanita ketika ia sedang bekerja di rumahnya, seperti wajah, dua telapak tangan, leher, kepala, dua betis, dua telapak kaki dan semisalnya. Karena adanya hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, artinya : “Bila seorang dari kalian meminang seorang wanita, lalu ia mampu melihat dari si wanita apa yang mendorongnya untuk menikahinya, maka hendaklah ia melakukannya.” (HR. Abu Dawud, dihasankan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 99).
Al-Imam Ibnu Qudamah rahimahullahu berkata, “Sisi kebolehan melihat bagian tubuh si wanita yang biasa tampak adalah ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengizinkan melihat wanita yang hendak dipinang dengan tanpa sepengetahuannya. Dengan demikian diketahui bahwa beliau mengizinkan melihat bagian tubuh si wanita yang memang biasa terlihat karena tidak mungkin yang dibolehkan hanya melihat wajah saja padahal ketika itu tampak pula bagian tubuhnya yang lain, tidak hanya wajahnya. Karena bagian tubuh tersebut memang biasa terlihat. Dengan demikian dibolehkan melihatnya sebagaimana dibolehkan melihat wajah. Dan juga karena si wanita boleh dilihat dengan perintah penetap syariat berarti dibolehkan melihat bagian tubuhnya sebagaimana yang dibolehkan kepada mahram-mahram si wanita.” (Al-Mughni, fashl Ibahatun Nazhar Ila Wajhil Makhthubah).
Meskpun demikian, dalam masalah batasan yang boleh dilihat ketika nazhar ini didapatkan adanya perselisihan pendapat di kalangan ulama.
3. KHITHBAH (PEMINANGAN)
Setelah mengenal, nazhar dan telah berketetapan hati untuk menikahi seorang wanita, hendaknya meminang wanita tersebut kepada walinya.
Tetapi, apabila seorang lelaki mengetahui wanita yang hendak dipinangnya telah terlebih dahulu dipinang oleh lelaki lain dan pinangan itu diterima, maka haram baginya meminang wanita tersebut. Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, artinya : “Tidak boleh seseorang meminang wanita yang telah dipinang oleh saudaranya hingga saudaranya itu menikahi si wanita atau meninggalkannya (membatalkan pinangannya).” (HR. Al-Bukhari).
Teruntuk untuk saudara kami yang hendak membuka lembaran baru dalam hidupnya melalui sebuah pernihkahan yang suci, berikut ini kami tuliskan beberapa tahapan pokok menuju pernikahan berdasarkan Al-Qur`an dan As-Sunnah yang shahih sesuai pemahaman para salaful ummah yang shalih. Selamat menyimak …
1. MENGENAL CALON.
Sebelum seorang memutuskan untuk menikahi seseorang, tentunya ia harus mengenal terlebih dahulu siapa calon pasangan yang hendak dinikahinya. Tentunya proses kenal-mengenal ini tidaklah seperti yang dijalani orang-orang yang tidak memahami agama, sehingga mereka menghalalkan pacaran atau pertunangan dalam rangka penjajakan calon pasangan hidup, kata mereka. Karena pacaran dan pertunangan haram hukumnya tanpa kita sangsikan.
Adapun mengenali calon pasangan hidup di sini maksudnya adalah mengetahui siapa namanya, asalnya, keturunannya, keluarganya, akhlaknya, agamanya dan informasi lain yang memang dibutuhkan. Ini bisa ditempuh dengan mencari informasi dari pihak ketiga, baik dari kerabat si lelaki atau si wanita ataupun dari orang lain yang mengenali si lelaki/si wanita.
Yang perlu menjadi perhatian, hendaknya hal-hal yang bisa menjatuhkan kepada fitnah (godaan setan) dihindari kedua belah pihak seperti bermudah-mudahan melakukan hubungan telepon, sms, surat-menyurat, dengan alasan ingin ta’aruf (kenal-mengenal) dengan calon suami/istri. Jangankan baru ta’aruf, yang sudah resmi meminang pun harus menjaga dirinya dari fitnah.
Ketika hendak mengenali calon pasangan, beberapa hal yang perlu diperhatikan :
* Wanita itu shalihah, karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, artinya : “Wanita itu (menurut kebiasaan yang ada, pent.) dinikahi karena empat perkara, bisa jadi karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah olehmu wanita yang memiliki agama. Bila tidak, engkau celaka.” (HR. Bukhari dan Muslim).
* Wanita itu subur rahimnya. Tentunya bisa diketahui dengan melihat ibu atau saudara perempuannya yang telah menikah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, artinya : “Nikahilah oleh kalian wanita yang penyayang lagi subur, karena aku berbangga-bangga di hadapan umat yang lain pada kiamat dengan banyaknya jumlah kalian.” (HR. An-Nasa`i dan Abu Dawud, dishahihkan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Irwa`ul Ghalil no. 1784).
* Wanita tersebut masih gadis, yang dengannya akan dicapai kedekatan yang sempurna. Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma ketika memberitakan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa ia telah menikah dengan seorang janda, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, artinya : “Mengapa engkau tidak menikah dengan gadis hingga engkau bisa mengajaknya bermain dan dia bisa mengajakmu bermain?!” .
Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, artinya : “Hendaklah kalian menikah dengan para gadis karena mereka lebih segar mulutnya, lebih banyak anaknya, dan lebih ridha dengan yang sedikit.” (HR. Ibnu Majah, dihasankan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 623).
2. NAZHAR (MELIHAT CALON).
Ketika seorang sahabat ingin menikahi wanita Anshar, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menasihatinya : “Lihatlah wanita tersebut, karena pada mata orang-orang Anshar ada sesuatu.” Yang beliau maksudkan adalah mata mereka kecil. (HR. Muslim).
Demikian pula ketika Al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu meminang seorang wanita, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadanya, “Apakah engkau telah melihat wanita yang kau pinang tersebut?” “Belum,” jawab Al-Mughirah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, artinya : “Lihatlah wanita tersebut, karena dengan seperti itu akan lebih pantas untuk melanggengkan hubungan di antara kalian berdua (kelak).” (HR. An-Nasa`i dan At-Tirmidzi. Dishahihkan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 96).
Bagaimana jika nazhar dilakukan setelah khitbah (peminangan), dalam arti kata prosesnya terbalik (karena sebaiknya nazhar dulu baru khitbah ?
Dalam hal ini, Al-Imam Al-Baghawi rahimahullahu berkata : “Dalam sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Al-Mughirah radhiyallahu ‘anhu: “Apakah engkau telah melihat wanita yang kau pinang tersebut?” ada dalil bahwa sunnah hukumnya ia melihat si wanita sebelum khitbah (pelamaran), sehingga tidak memberatkan si wanita bila ternyata ia membatalkan khitbahnya karena setelah nazhar ternyata ia tidak menyenangi si wanita.” (Syarhus Sunnah 9/18).
Bila nazhar dilakukan setelah khitbah, bisa jadi dengan khitbah tersebut si wanita merasa si lelaki pasti akan menikahinya. Padahal mungkin (saj) ketika si lelaki melihatnya ternyata tidak menarik hatinya lalu membatalkan lamarannya, hingga akhirnya si wanita kecewa dan sakit hati. (Al-Minhaj Syarhu Shahih Muslim, 9/214).
Bolehkah melihatnya dengan sembunyi – sembunyi ?
Al-Imam Al-Albani rahimahullahu berkata, “Boleh melihat wanita yang ingin dinikahi walaupun si wanita tidak mengetahuinya ataupun tidak menyadarinya.” Dalil dari hal ini sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, artinya : ‘Apabila seorang dari kalian ingin meminang seorang wanita, maka tidak ada dosa baginya melihat si wanita apabila memang tujuan melihatnya untuk meminangnya, walaupun si wanita tidak mengetahui (bahwa dirinya sedang dilihat).” Ini merupakan pendapat jumhur (mayoritas) ulama.
Adapun Al-Imam Malik rahimahullahu dalam satu riwayat darinya menyatakan, “Aku tidak menyukai bila si wanita dilihat dalam keadaan ia tidak tahu karena khawatir pandangan kepada si wanita terarah kepada aurat.” Dan dinukilkan dari sekelompok ahlul ilmi bahwasanya tidak boleh melihat wanita yang dipinang sebelum dilangsungkannya akad karena si wanita masih belum jadi istrinya. (Al-Hawil Kabir 9/35, Syarhul Ma’anil Atsar 2/372, Al-Minhaj Syarhu Shahih Muslim 9/214, Fathul Bari 9/158).
Sebagai catatan yang harus menjadi perhatian bahwa ketika nazhar tidak boleh lelaki tersebut berduaan saja dan bersepi-sepi tanpa mahram (berkhalwat) dengan si wanita. Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, artinya : “Sekali-kali tidak boleh seorang laki-laki bersepi-sepi dengan seorang wanita kecuali wanita itu bersama mahramnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Atau jika tidak memungkinkan ditemani oleh mahramnya, boleh baginya mengutus seorang wanita yang tepercaya guna melihat/mengamati wanita yang ingin dipinang untuk kemudian disampaikan kepadanya.
Bagaimana batasan yang boleh dilihat ?
Ketika nazhar, boleh melihat si wanita pada bagian tubuh yang biasa tampak di depan mahramnya. Bagian ini biasa tampak dari si wanita ketika ia sedang bekerja di rumahnya, seperti wajah, dua telapak tangan, leher, kepala, dua betis, dua telapak kaki dan semisalnya. Karena adanya hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, artinya : “Bila seorang dari kalian meminang seorang wanita, lalu ia mampu melihat dari si wanita apa yang mendorongnya untuk menikahinya, maka hendaklah ia melakukannya.” (HR. Abu Dawud, dihasankan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 99).
Al-Imam Ibnu Qudamah rahimahullahu berkata, “Sisi kebolehan melihat bagian tubuh si wanita yang biasa tampak adalah ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengizinkan melihat wanita yang hendak dipinang dengan tanpa sepengetahuannya. Dengan demikian diketahui bahwa beliau mengizinkan melihat bagian tubuh si wanita yang memang biasa terlihat karena tidak mungkin yang dibolehkan hanya melihat wajah saja padahal ketika itu tampak pula bagian tubuhnya yang lain, tidak hanya wajahnya. Karena bagian tubuh tersebut memang biasa terlihat. Dengan demikian dibolehkan melihatnya sebagaimana dibolehkan melihat wajah. Dan juga karena si wanita boleh dilihat dengan perintah penetap syariat berarti dibolehkan melihat bagian tubuhnya sebagaimana yang dibolehkan kepada mahram-mahram si wanita.” (Al-Mughni, fashl Ibahatun Nazhar Ila Wajhil Makhthubah).
Meskpun demikian, dalam masalah batasan yang boleh dilihat ketika nazhar ini didapatkan adanya perselisihan pendapat di kalangan ulama.
3. KHITHBAH (PEMINANGAN)
Setelah mengenal, nazhar dan telah berketetapan hati untuk menikahi seorang wanita, hendaknya meminang wanita tersebut kepada walinya.
Tetapi, apabila seorang lelaki mengetahui wanita yang hendak dipinangnya telah terlebih dahulu dipinang oleh lelaki lain dan pinangan itu diterima, maka haram baginya meminang wanita tersebut. Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, artinya : “Tidak boleh seseorang meminang wanita yang telah dipinang oleh saudaranya hingga saudaranya itu menikahi si wanita atau meninggalkannya (membatalkan pinangannya).” (HR. Al-Bukhari).
Meskipun telah dipinang, wanita masih tetap harus ditemani mahramnya karena jelas masih dapat mendatangkan fitnah.
Yang Perlu Diperhatikan Oleh Wali :
* Memilihkan suami yang shalih dan bertakwa. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, artinya : “Apabila datang kepada kalian (para wali) seseorang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya (untuk meminang wanita kalian) maka hendaknya kalian menikahkan orang tersebut dengan wanita kalian. Bila kalian tidak melakukannya niscaya akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang besar.” (HR. At-Tirmidzi, dihasankan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Al-Irwa` no. 1868, Ash-Shahihah no. 1022).
* Meminta pendapat putrinya/wanita yang di bawah perwaliannya dan tidak boleh memaksanya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, artinya : “Tidak boleh seorang janda dinikahkan hingga ia diajak musyawarah/dimintai pendapat dan tidak boleh seorang gadis dinikahkan sampai dimintai izinnya.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah! Bagaimana izinnya seorang gadis?” “Izinnya dengan ia diam,” jawab beliau. (HR. Al-Bukhari dan Muslim ).
4. AKAD NIKAH
Akad nikah adalah perjanjian yang berlangsung antara dua pihak yang melangsungkan pernikahan dalam bentuk ijab dan qabul.
Ijab adalah penyerahan dari pihak pertama. Ijab dari pihak wali si perempuan dengan ucapannya, misalnya: “Saya nikahkan anak saya yang bernama si A kepadamu dengan mahar sebuah ....”
Qabul adalah penerimaan dari pihak suami dengan ucapannya, misalnya: “Saya terima nikahnya anak Bapak yang bernama si A dengan mahar sebuah ....”
Sebelum dilangsungkannya akad nikah, disunnahkan untuk menyampaikan khutbah yang dikenal dengan khutbatun nikah atau khutbatul hajah. Lafadznya sebagai berikut:
إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَلاَّ إِلَهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
dilanjutkan dengan membaca : QS. Al Imran : 102, QS. An Nisa : 1 dan QS. Al Ahzab : 70-71.
5. WALIMATUL ‘URS
Melangsungkan walimah ‘urs hukumnya sunnah menurut sebagian besar ahlul ilmi, menyelisihi pendapat sebagian mereka yang mengatakan wajib, karena adanya perintah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Abdurrahman bin Auf radhiyallahu ‘anhu ketika mengabarkan kepada beliau bahwa dirinya telah menikah : “Selenggarakanlah walimah walaupun dengan hanya menyembelih seekor kambing.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Walimah bisa dilakukan kapan saja. Bisa setelah dilangsungkannya akad nikah dan bisa pula ditunda beberapa waktu sampai berakhirnya hari-hari pengantin baru. Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menikah dengan Shafiyyah radhiyallahu ‘anha dan beliau jadikan kemerdekaan Shafiyyah sebagai maharnya. Beliau mengadakan walimah tiga hari kemudian.” (HR. Abu Ya’la, Al-Imam Al-Albani rahimahullahu berkata dalam Adabuz Zafaf hal. 74: dengan sanad yang hasan).
Hendaklah yang diundang dalam acara walimah tersebut orang-orang yang shalih, tanpa memandang dia orang kaya atau orang miskin. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, artnya : “Sejelek-jelek makanan adalah makanan walimah di mana yang diundang dalam walimah tersebut hanya orang-orang kaya sementara orang-orang miskin tidak diundang.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Pada hari pernikahan ini disunnahkan menabuh duff (sejenis rebana kecil, tanpa keping logam di sekelilingnya -yang menimbulkan suara gemerincing-) dalam rangka mengumumkan kepada khalayak akan adanya pernikahan tersebut. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, artinya : “Pemisah antara apa yang halal dan yang haram adalah duff dan shaut (suara) dalam pernikahan.” (HR. An-Nasa`i, Ibnu Majah. Dihasankan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Al-Irwa` no. 1994). Bukan dengan memutar nyanyian-nyanyian atau memainkan alat-alat musik, karena semua itu hukumnya haram.
Disunnahkan bagi yang menghadiri sebuah pernikahan untuk mendoakan kedua mempelai dengan dalil hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, adalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bila mendoakan seseorang yang menikah, beliau mengatakan :
بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ
Semoga Allah memberkahi untukmu dan memberkahi atasmu serta mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan.” (HR. At-Tirmidzi, dishahihkan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi).
6. SETELAH AKAD
Ketika mempelai lelaki telah resmi menjadi suami mempelai wanita, lalu ia ingin masuk menemui istrinya maka disenangi baginya untuk melakukan beberapa perkara berikut ini :
* Bersiwak terlebih dahulu. Didapatkan dari perbuatan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersiwak bila hendak masuk rumah menemui istrinya, sebagaimana berita dari Aisyah radhiyallahu ‘anha (HR. Muslim).
* Menyerahkan mahar bagi istrinya.
* Berlaku lemah lembut kepada istrinya, dengan semisal memberinya segelas minuman ataupun yang semisalnya (HR. Ahmad secara panjang dan secara ringkas dengan dua sanad yang saling menguatkan, lihat Adabuz Zafaf, hal. 20).
* Meletakkan tangannya di atas bagian depan kepala istrinya (ubun-ubunnya) sembari mendoakannya :
اللّهمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِهَا وَخَيْرِ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ
Ya Allah, aku meminta kepada-Mu dari kebaikannya dan kebaikan apa yang Engkau ciptakan/tabiatkan dia di atasnya dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan apa yang Engkau ciptakan/tabiatkan dia di atasnya” (HR. Abu Dawud, dihasankan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Sunan Abi Dawud).
* Ahlul ‘ilmi ada yang memandang setelah dia bertemu dan mendoakan istrinya disenangi baginya untuk shalat dua rakaat bersamanya. (Atsar yang diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf, demikian pula Abdurrazzaq. Al-Imam Al-Albani rahimahullahu berkata dalam Adabuz Zafaf hal. 23, “Sanadnya shahih sampai ke Abu Sa’id).
Wallahu A’lam.
(Dikutip, diringkas dan dirubah dengan seperlunya tanpa mengurangi esensi -Insya Allah- dari : http://menikahsunnah.wordpress.com/2008/06/23/proses-syari-sebuah-pernikahan/. Oleh : Ust. Al-Ustadz Abu Ishaq Muslim).
Yang Perlu Diperhatikan Oleh Wali :
* Memilihkan suami yang shalih dan bertakwa. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, artinya : “Apabila datang kepada kalian (para wali) seseorang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya (untuk meminang wanita kalian) maka hendaknya kalian menikahkan orang tersebut dengan wanita kalian. Bila kalian tidak melakukannya niscaya akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang besar.” (HR. At-Tirmidzi, dihasankan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Al-Irwa` no. 1868, Ash-Shahihah no. 1022).
* Meminta pendapat putrinya/wanita yang di bawah perwaliannya dan tidak boleh memaksanya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, artinya : “Tidak boleh seorang janda dinikahkan hingga ia diajak musyawarah/dimintai pendapat dan tidak boleh seorang gadis dinikahkan sampai dimintai izinnya.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah! Bagaimana izinnya seorang gadis?” “Izinnya dengan ia diam,” jawab beliau. (HR. Al-Bukhari dan Muslim ).
4. AKAD NIKAH
Akad nikah adalah perjanjian yang berlangsung antara dua pihak yang melangsungkan pernikahan dalam bentuk ijab dan qabul.
Ijab adalah penyerahan dari pihak pertama. Ijab dari pihak wali si perempuan dengan ucapannya, misalnya: “Saya nikahkan anak saya yang bernama si A kepadamu dengan mahar sebuah ....”
Qabul adalah penerimaan dari pihak suami dengan ucapannya, misalnya: “Saya terima nikahnya anak Bapak yang bernama si A dengan mahar sebuah ....”
Sebelum dilangsungkannya akad nikah, disunnahkan untuk menyampaikan khutbah yang dikenal dengan khutbatun nikah atau khutbatul hajah. Lafadznya sebagai berikut:
إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَلاَّ إِلَهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
dilanjutkan dengan membaca : QS. Al Imran : 102, QS. An Nisa : 1 dan QS. Al Ahzab : 70-71.
5. WALIMATUL ‘URS
Melangsungkan walimah ‘urs hukumnya sunnah menurut sebagian besar ahlul ilmi, menyelisihi pendapat sebagian mereka yang mengatakan wajib, karena adanya perintah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Abdurrahman bin Auf radhiyallahu ‘anhu ketika mengabarkan kepada beliau bahwa dirinya telah menikah : “Selenggarakanlah walimah walaupun dengan hanya menyembelih seekor kambing.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Walimah bisa dilakukan kapan saja. Bisa setelah dilangsungkannya akad nikah dan bisa pula ditunda beberapa waktu sampai berakhirnya hari-hari pengantin baru. Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menikah dengan Shafiyyah radhiyallahu ‘anha dan beliau jadikan kemerdekaan Shafiyyah sebagai maharnya. Beliau mengadakan walimah tiga hari kemudian.” (HR. Abu Ya’la, Al-Imam Al-Albani rahimahullahu berkata dalam Adabuz Zafaf hal. 74: dengan sanad yang hasan).
Hendaklah yang diundang dalam acara walimah tersebut orang-orang yang shalih, tanpa memandang dia orang kaya atau orang miskin. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, artnya : “Sejelek-jelek makanan adalah makanan walimah di mana yang diundang dalam walimah tersebut hanya orang-orang kaya sementara orang-orang miskin tidak diundang.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Pada hari pernikahan ini disunnahkan menabuh duff (sejenis rebana kecil, tanpa keping logam di sekelilingnya -yang menimbulkan suara gemerincing-) dalam rangka mengumumkan kepada khalayak akan adanya pernikahan tersebut. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, artinya : “Pemisah antara apa yang halal dan yang haram adalah duff dan shaut (suara) dalam pernikahan.” (HR. An-Nasa`i, Ibnu Majah. Dihasankan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Al-Irwa` no. 1994). Bukan dengan memutar nyanyian-nyanyian atau memainkan alat-alat musik, karena semua itu hukumnya haram.
Disunnahkan bagi yang menghadiri sebuah pernikahan untuk mendoakan kedua mempelai dengan dalil hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, adalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bila mendoakan seseorang yang menikah, beliau mengatakan :
بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ
Semoga Allah memberkahi untukmu dan memberkahi atasmu serta mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan.” (HR. At-Tirmidzi, dishahihkan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi).
6. SETELAH AKAD
Ketika mempelai lelaki telah resmi menjadi suami mempelai wanita, lalu ia ingin masuk menemui istrinya maka disenangi baginya untuk melakukan beberapa perkara berikut ini :
* Bersiwak terlebih dahulu. Didapatkan dari perbuatan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersiwak bila hendak masuk rumah menemui istrinya, sebagaimana berita dari Aisyah radhiyallahu ‘anha (HR. Muslim).
* Menyerahkan mahar bagi istrinya.
* Berlaku lemah lembut kepada istrinya, dengan semisal memberinya segelas minuman ataupun yang semisalnya (HR. Ahmad secara panjang dan secara ringkas dengan dua sanad yang saling menguatkan, lihat Adabuz Zafaf, hal. 20).
* Meletakkan tangannya di atas bagian depan kepala istrinya (ubun-ubunnya) sembari mendoakannya :
اللّهمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِهَا وَخَيْرِ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ
Ya Allah, aku meminta kepada-Mu dari kebaikannya dan kebaikan apa yang Engkau ciptakan/tabiatkan dia di atasnya dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan apa yang Engkau ciptakan/tabiatkan dia di atasnya” (HR. Abu Dawud, dihasankan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Sunan Abi Dawud).
* Ahlul ‘ilmi ada yang memandang setelah dia bertemu dan mendoakan istrinya disenangi baginya untuk shalat dua rakaat bersamanya. (Atsar yang diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf, demikian pula Abdurrazzaq. Al-Imam Al-Albani rahimahullahu berkata dalam Adabuz Zafaf hal. 23, “Sanadnya shahih sampai ke Abu Sa’id).
Wallahu A’lam.
(Dikutip, diringkas dan dirubah dengan seperlunya tanpa mengurangi esensi -Insya Allah- dari : http://menikahsunnah.wordpress.com/2008/06/23/proses-syari-sebuah-pernikahan/. Oleh : Ust. Al-Ustadz Abu Ishaq Muslim).
http://azwariskandar.blogspot.com/2009/11/proses-pernikahan-secara-syari.html
NB: Afwan kalo jawaban kurang memuaskan....artikel yang ini cari di google...^_^ Semoga bermanfaat
Senin, 21 Maret 2011
gakjelas.com
Posting
Delete
Posting
Delete
Posting
Delete
T_T
Hmmm www.gakjelas.com ------>Ada apa dengan kau tata??
Delete
Posting
Delete
Posting
Delete
T_T
Hmmm www.gakjelas.com ------>Ada apa dengan kau tata??
Jikustik Mania
Sore ini dengerin radio OnLine Jogja Family,,ternyata lagi muterin lagu-lagunya jikustik,,hampir semua album sepertinya..Hmmm hafal sekali aku,,maklum dari SMP,,mungkin sampai saat ini aku suka banget lagu-lagunya jikustik hehehe #jikustikmania booo''' :p . Dengerin lagu-lagunya jikustik sambil berdendang euy,,mantab banget ternyata masih hafal aja lirik lagu jadulnya...Jadi nostalgia pas jaman-jaman SMP-SMA dulu ihh,,hehehe menyenangkan...^_^
Relakan AKu
Mungkin yang terbaik
Tak bisa teraih
Mungkin yang terburuk
Yang harus terjadi
Saat di persimpangan
Berbeda tujuan
Jalan hidup kita
Tak mesti sama
Dan kau berkata
Relakan, relakan saja aku
Pergi, membenahi kebimbanganku
Merajut kembali yang terkoyak
Dan bila, suatu masa nanti
Kita bisa bersanding lagi
Tolong jangan lepaskan aku lagi
Saat kita jatuh
Dalam kesalahan
Semestinya kita
Bisa saling menopang
Kita tlah tenggelam
Ke dalam tuduhan
Yang lama terpendam
Yang berkepanjangan
Tolong jangan lepaskan aku lagi
Tolong jangan lepaskan aku lagi
Tolong jangan lepaskan aku lagi
Dan kau berkata
Relakan aku
Tak bisa teraih
Mungkin yang terburuk
Yang harus terjadi
Saat di persimpangan
Berbeda tujuan
Jalan hidup kita
Tak mesti sama
Dan kau berkata
Relakan, relakan saja aku
Pergi, membenahi kebimbanganku
Merajut kembali yang terkoyak
Dan bila, suatu masa nanti
Kita bisa bersanding lagi
Tolong jangan lepaskan aku lagi
Saat kita jatuh
Dalam kesalahan
Semestinya kita
Bisa saling menopang
Kita tlah tenggelam
Ke dalam tuduhan
Yang lama terpendam
Yang berkepanjangan
Tolong jangan lepaskan aku lagi
Tolong jangan lepaskan aku lagi
Tolong jangan lepaskan aku lagi
Dan kau berkata
Relakan aku
#Jikustik#
lagi-lagi
Lagi-lagi aku meneteskan air mata malam ini karena rindu,,rindu dia. Dia yang selalu mengerti aku setelah mama. Cengeng sekali..^_^
Aku harus bisa membiasakan diri dengan keadaan saat ini. Harus ingat sudah janji gak akan sedih lagi, harus bahagia karena dia bahagia..
Aku harus bisa membiasakan diri dengan keadaan saat ini. Harus ingat sudah janji gak akan sedih lagi, harus bahagia karena dia bahagia..
Sabtu, 19 Maret 2011
Maaf
Hatiku dipenuhi rasa cemburu saat ini, mungkin aku belum terbiasa dengan keadaan seperti ini. Maaf,,mungkin butuh sedikit waktu saja..
Untukmu Yang Memendam Rindu
Diposting oleh
Avita Dewi Septiarini
di
3/19/2011 05:32:00 AM
Label:
Puisi dan doa,
Serial Cinta
0
komentar
Wahai Saudariku,
Carilah Seseorang Yangg Takut Pada Alloh
Jika Dia Mncintaimu Dia Akan Menghormatimu
Jika Tidak Menyukaimu Dia Tidak Akan Menzalimimu
dan lelaki yang sering berbuat dosa, Ibnu Taimiyah Berkata Ia Tidak Patut Dijadikan Suami,
Lelaki yang tak mampu menahan nafsunya, tak pantas menjadi imammu,
bagaimana kau akan bahagia, jika separuh sisa kehidupanmu kelak ditemani oleh ahli maksiat ???
jangan pernah salah memilih, karena ialah syurga dan neraka bagi kau dan anak-anakmu,
jangan pernah lelah untuk terus memohon yang terbaik
jangan sampai menyesal ketika kau sudah melalui bersamanya
bersabarlah untuk yang terbaik
jangan tergesa hanya karena hafsu
cintailah sementara dari jauh
karena mungkin belum mungkin kau akan menyatu dengannya
bersabarlah menahan
alihkan dan curahkan rasa itu kepadaNya
agar hati terjaga, tak terkotori
jangan pernah menderita karena cinta manusia
jangan pernah kecewa karena cinta sesama
karena semua hanya sementara....
kembalilah kepadaNya....
yang cintaNya tanpa syarat apapun
yang cintaNya memuliakan bukan menyakiti
yang cintaNya bersih dari kepentingan2
yang cintaNya menembus ruang dan waktu
bukankah dengan cintaNya
Ia tak pernah lelah mengurus kita
Ia tak pernah jenuh menuntun dan membimbing
Ia tak pernah bosan memaafkan
1 cintaNya tercurah untuk seluruh penduduk bumi
99 cintaNya tersimpan di syurga...
tak ada kebersamaan yang lebih indah
daripada kebersamaan denganNya
tapi...
sudahkah kita cinta sebagaimana Ia cinta kepada kita
sudahkan kita benar2 cinta atau pura pura cinta
pura pura cinta dengan aksesoris yang kita pakai
maka...
letakkan tinggi Allah dihati kita
biarkan ia memilihkan yang terbaik untuk kita
itulah makna barokah, setiap kebaikan yang hadir
ketika kita ridho dengan segala pilihanNya.
_Kak Yasin_
Carilah Seseorang Yangg Takut Pada Alloh
Jika Dia Mncintaimu Dia Akan Menghormatimu
Jika Tidak Menyukaimu Dia Tidak Akan Menzalimimu
dan lelaki yang sering berbuat dosa, Ibnu Taimiyah Berkata Ia Tidak Patut Dijadikan Suami,
Lelaki yang tak mampu menahan nafsunya, tak pantas menjadi imammu,
bagaimana kau akan bahagia, jika separuh sisa kehidupanmu kelak ditemani oleh ahli maksiat ???
jangan pernah salah memilih, karena ialah syurga dan neraka bagi kau dan anak-anakmu,
jangan pernah lelah untuk terus memohon yang terbaik
jangan sampai menyesal ketika kau sudah melalui bersamanya
bersabarlah untuk yang terbaik
jangan tergesa hanya karena hafsu
cintailah sementara dari jauh
karena mungkin belum mungkin kau akan menyatu dengannya
bersabarlah menahan
alihkan dan curahkan rasa itu kepadaNya
agar hati terjaga, tak terkotori
jangan pernah menderita karena cinta manusia
jangan pernah kecewa karena cinta sesama
karena semua hanya sementara....
kembalilah kepadaNya....
yang cintaNya tanpa syarat apapun
yang cintaNya memuliakan bukan menyakiti
yang cintaNya bersih dari kepentingan2
yang cintaNya menembus ruang dan waktu
bukankah dengan cintaNya
Ia tak pernah lelah mengurus kita
Ia tak pernah jenuh menuntun dan membimbing
Ia tak pernah bosan memaafkan
1 cintaNya tercurah untuk seluruh penduduk bumi
99 cintaNya tersimpan di syurga...
tak ada kebersamaan yang lebih indah
daripada kebersamaan denganNya
tapi...
sudahkah kita cinta sebagaimana Ia cinta kepada kita
sudahkan kita benar2 cinta atau pura pura cinta
pura pura cinta dengan aksesoris yang kita pakai
maka...
letakkan tinggi Allah dihati kita
biarkan ia memilihkan yang terbaik untuk kita
itulah makna barokah, setiap kebaikan yang hadir
ketika kita ridho dengan segala pilihanNya.
_Kak Yasin_
Jumat, 18 Maret 2011
Rasa Cinta Itu Fitrah
Diposting oleh
Avita Dewi Septiarini
di
3/18/2011 12:44:00 PM
Label:
Artikel,
Serial Cinta
0
komentar
Bismillahirrahmnairrahiem.
Assalammu'alaikum
Rumi berkata ” Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, mengubah tembaga menjadi emas, mengubah kesedihan menjadi obat, mengubah mati menjadi hidup, mengubah raja menjadi budak”
Dari penggalan sajak Rumi diatas, bisa dipastikan jika cinta itu punya kekuatan yang sangat dasyat. Cinta bisa mengalahkan bala tentara dengan senjata nuklirnya. Dengan kekuatannya yang abstrak, cinta tidak terdeteksi oleh ilmu apapun. Tak ada orang yang pernah tau jika kita sedang jatuh cinta. Ilmu dan tekhnologi secanggih apapun tidak bisa meredam dan membuat kita tidak jatuh cinta. Dan celakanya, cinta kadang tercipta diluar logika dan menjangkiti siapa saja tanpa pandang bulu. Tidak percaya? mari kita lihat kasus berikut :
- Raja Louis Dari Prancis rela menyengsarakan rakyatnya, bahkan negaranya sampai bangkrut dan bala tentaranya mati kelaparan di medang perang hanya karena menuruti kemauan istrinya Maria Antoinette yang dijuluki ” Madam Devisit”. Sang Raja lebih memilih menyapu dinding Istana dengan emas, dari pada membantu rakyatnya. Semua beliau lakukan atas nama cinta. Cinta kepada
Maria yang suka dengan kemewahan.
cinta itu anugerah. Anugerah bagi siapa? tentunya bagi mereka yang mendapatkannya, mampu memeliharanya, mampu mengendalikannya, tau menempatkannya. Cinta itu ibarat kendaraan, dan para pencinta adalah sopirnya. Cinta bisa berjalan dengan mulus tanpa keluar jalan raya jika para sopir bisa mengemudi dengan baik. Sebaliknya, cinta akan keluar dari jalan raya bahkan jatuh kedalam jurang jika pengemudi tidak berhati-hati. Lalu, bagaimana cara mengemudi yang baik?.
Seperti halnya pengemudi kendaraan, untuk mengemudi cintapun kita harus memiliki SIM ( Surat Isin Mencintai). Dengan SIM ini, kita sudah mahir menjalankan kemudi cinta. Kita telah mengetahui rambu-rambu cinta. Lampu merah, tikungan tajam, mendaki, tidak boleh parkir, dan lain-lain sudah di hafal diluar kepala. Para pencinta yang telah memiliki SIM, tidak akan meminta pasangannya untuk melakukan sesuatu yang melampaui batas.
Apapun alasannya, setiap dari kita selalu ingin mendapatkan cinta. Itu manusiawi. Karena hanya dengan cintalah kehidupan bisa berjalan. Bahkan langit dan bukit tak henti-hentinya mencintai. Lagit selalu mencintai awan sehingga gerimis dan hujan bisa turun membasahi bumi. Tetapi manakala cinta hujan berlebihan, timbullah badai yang siap menghayutkan apa saja. Demikian juga Bukit yang selalu mencurahkan cinta, dan membiarkan rumput dan pohon tumbuh diatas perutnya.
Semua perlu cinta. Semua ingin cinta.
Tempatkanlah cinta dlm batas kewajaran dan tempat dmn ia bisa ditempatkan karena dia bisa membuat anggur menjadi racun, bisa merubah air hangat menjadi air mata
rasa cinta itu ALLAH berikan kpd hambanya, agar hambanya dpt mengetahui bagaimana mencintai-Nya, seperti ketika rasa yg timbul kpd makhluk-Nya.
"Kujaga kau kujaga, kujaga kau agar terus mewangi “,
*IHSAN, IMAN, dan ISLAM ----->GFB*
Doa Pernikahan
Do’a Pernikahan
“Baarakallaahu laka, wa baarakallahu ‘alaika, wa jama’a bainakuma fii khaiir. “Artinya Semoga Allah karuniakan barakah kepadamu dan semoga Ia limpahkan barakah atasmu, dan semoga Ia himpun kalian berdua dalam kebaikan.” (HR. Abu Daud, Tirmdzi dan Ibn Majjah).
Doa Nabi Muhammad SAW pada saat menikahkan puterinya Fatimah Az-Zahra’ (sa)
“Semoga Allah mengumpulkan kesempurnaan kalian berdua, membahagiakan kesungguhan kalian berdua, memberkahi kalian berdua, dan mengeluarkan dari kalian berdua kebajikan yang banyak.” (kitab Ar-Riyadh An-Nadhrah 2:183, bab 4).
Nb:
Selamat menempuh hidup baru untuk adik,saudari,dan sahabatku Arini Dwi Mumpuni dan Azis Cahyadi
“Baarakallaahu laka, wa baarakallahu ‘alaika, wa jama’a bainakuma fii khaiir. “Artinya Semoga Allah karuniakan barakah kepadamu dan semoga Ia limpahkan barakah atasmu, dan semoga Ia himpun kalian berdua dalam kebaikan.” (HR. Abu Daud, Tirmdzi dan Ibn Majjah).
Doa Nabi Muhammad SAW pada saat menikahkan puterinya Fatimah Az-Zahra’ (sa)
“Semoga Allah mengumpulkan kesempurnaan kalian berdua, membahagiakan kesungguhan kalian berdua, memberkahi kalian berdua, dan mengeluarkan dari kalian berdua kebajikan yang banyak.” (kitab Ar-Riyadh An-Nadhrah 2:183, bab 4).
Nb:
Selamat menempuh hidup baru untuk adik,saudari,dan sahabatku Arini Dwi Mumpuni dan Azis Cahyadi
@#$%^^%
Kalau ingin tahu kabarku,,setidaknya sebutkan nama dari awal agar tak terjadi salah faham seperti kemarin.Ok lah yang kemarin tak apa ^_^ lupakan saja. Semoga saja kedepan bisa lebih baik (Amin insyaALLAH), seperti yang kau tulis di sms kemarin,, :)
"Ayah, bolehkah aku berpacara?" (Good Question)
Diposting oleh
Avita Dewi Septiarini
di
3/18/2011 05:25:00 AM
Label:
Artikel,
Life,
Tentang Islam
0
komentar
Assalammualaikum...
akhi, ukhti langsung saja ya..
catetan singkat untuk temen temen, orangtua kita dan para calon orang tua yang sangat bermanfaat.
spesial for my lovely Dad...
ABSTRACT:
Mungkin ada diantara kita selaku orangtua yang tidak mampu bersikap tegas dalam menyampaikan ajaran Islam, terutama yang berhubungan dengan psikoseksual remaja. Kita 'malu' menyampaikan kebenaran, padahal itu adalah kewajiban kita untuk menyampaikannya dan hak mereka untuk mengetahuinya. 'Ayah, bolehkah berpacaran?' mungkin salah satu pertanyaan yang lambat laun akan menyergap kita. Salah satu jawaban yang cerdas, memuaskan dan tepat, mungkin dapat kita simak dari artikel di bawah ini.
Semoga Allah SWT memudahkan kita untuk memberikan yang terbaik kepada putra-putri kita, yaitu pendidikan yang baik dan adab yang mulia.
------------------------------------------------------------------
Seorang ayah, bila ia mempunyai putra yang beranjak remaja, lambat atau cepat ia akan disergap oleh pertanyaan seperti ini: 'Ayah, bolehkah berpacaran?' Pengertian 'berpacaran' menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bercintaan, berkasih-kasihan.
Sebagai Ayah yang baik, kita sudah seharusnya sejak jauh hari berusaha menyiapkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tak terduga seperti itu. Namun seringkali kita tidak siap dengan jawaban ketika pertanyaan tadi terlontar dari mulut anak kita. Seorang ayah mempunyai posisi strategis. AYAH TIDAK SAJA MENJADI PEMIMPIN BAGI KELUARGANYA, SEORANG AYAH JUGA SEHARUSNYA BISA MENJADI TEMAN BAGI ANAK-ANAKNYA, MENJADI NARASUMBER DAN GURU BAGI ANAK-ANAKNYA.
'Tiada pemberian seorang bapak terhadap anak-anaknya yang lebih baik dari pada (pendidikan) yang baik dan adab yang mulia.' (HR At-Tirmidzy)
'Barangsiapa yang mengabaikan pendidikan anak, maka ia telah berbuat jahat secara terang-terangan ...' Ibnu Qayyim.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu akan dimintai pertangungjawaban terhadap apa yang kamu pimpin. Seorang suami (ayah) adalah pemimpin bagi anggota keluarganya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dipimpinnya atas mereka." (HR Muslim).
Ada sebuah contoh yang datangnya dari keluarga Pak Syamsi. Ketika Iwan anak remajanya bertanya soal berpacaran, Pak Syamsi yang memang sudah sejak lama mempersiapkan diri, dengan santai memberikan jawaban seperti ini: 'Boleh nak, sejauh berpacaran yang dimaksud adalah sebagaimana yang terjadi antara Ayah dan Bunda' Pak Syamsi menjelaskan kepada Iwan, bahwa berpacaran adalah menjalin tali kasih, menjalin kasih sayang, dengan lawan jenis, untuk saling kenal-mengenal, untuk sama-sama memahami kebesaran Allah di balik tumbuhnya rasa kasih dan sayang itu. Oleh karena itu, berpacaran adalah ibadah. Dan SEBAGAI IBADAH, BERPACARAN HARUSLAH DILAKUKAN SESUAI DENGAN KETENTUAN ALLAH, YAITU DI DALAM LEMBAGA PERKAWINAN.
Di dalam sebuah Hadits Shahih Riwayat Ahmad, Bukhari dan Muslim, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Jangan sekali-kali seorang laki-laki bersendirian dengan seorang perempuan, melainkan si perempuan itu bersama mahramnya.' 'Di luar ketentuan tadi, maka yang sesungguhnya terjadi adalah perbuatan mendekati zina, suatu perbuatan keji dan terkutuk yang diharamkan ajaran Islam (Qs. 17:32).
Allah SWT telah mengharamkan zina dan hal-hal yang bertendensi ke arah itu, termasuk berupa kata-kata (yang merangsang), berupa perbuatan-perbuatan tertentu (seperti membelai dan sebagainya).' Demikian penjelasan Pak Syamsi kepada Iwan anak remajanya.
"DI DALAM LEMBAGA PERKAWINAN, ANANDA BISA BERPACARAN DENGAN BEBAS DAN TENANG, BISA SALING MEMEMBELAI DAN MENGASIHI, BAHKAN LEBIH JAUH DARI ITU, YANG SEMULA HARAM MENJADI HALAL SETELAH MENIKAH, YANG SEMULA DIHARAMKAN TIBA-TIBA MENJADI HAK BAGI SUAMI ATAU ISTRI YANG APABILA DITUNAIKAN DENGAN IKHLAS KEPADA ALLAH AKAN MENDATANGKAN PAHALA." Demikian penjelasan pak Syamsi kepada Iwan.
"Namun jangan lupa," sambung pak Syamsi, "ISLAM MENGAJARKAN DUA HAL YAITU MEMENUHI HAK DAN KEWAJIBAN SECARA SEIMBANG. DI DALAM LEMBAGA PERKAWINAN, KITA TIDAK SAJA BISA MENDAPATKAN HAK-HAK KITA SEBAGAI SUAMI ATAU ISTERI, NAMUN JUGA DITUNTUT UNTUK MEMENUHI KEWAJIBAN, MENAFKAHI DENGAN LAYAK, MEMBERI TEMPAT BERNAUNG YANG LAYAK, DAN YANG TERPENTING ADALAH MEMBERI PENDIDIKAN YANG LAYAK BAGI ANAK-ANAK KELAK ..."
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seorang yang membina anaknya adalah lebih baik daripada ia bersedekah satu sha' ... (HR At-Tirmidzy).
"Nah, apabila ananda sudah merasa mampu memenuhi kedua hal tadi, yaitu hak dan kewajiban yang seimbang, maka segeralah susun sebuah rencana berpacaran yang baik di dalam sebuah lembaga perkawinan yang dicontohkan Rasulullah..." Demikian imbuh pak Syamsi.
Seringkali kita sebagai orangtua tidak mampu bersikap tegas di dalam menyampaikan ajaran Islam, terutama yang sangat berhubungan dengan perkembangan psikoseksual remaja. Seringkali kita 'malu' menyampaikan kebenaran yang merupakan kewajiban kita untuk menyampaikannya, sekaligus merupakan hak anak untuk mengetahuinya. Sebagai anak, seorang Iwan memang harus mempunyai tempat yang cukup layak untuk menumpahkan aneka pertanyaannya. Sebagai lelaki muda, yang ia butuhkan adalah sosok ayah yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaannya dengan cerdas, memuaskan, dan tepat. Seorang ayah yang mampu menjawab pertanyaan bukan dengan marah-marah. Berapa banyak remaja seperti Iwan diantara kita yang tidak punya tempat bertanya yang cukup layak?
Bagi seorang Iwan, sebagaimana dia melihat kenyataan yang terjadi di depan matanya, berpacaran adalah memadu kasih diantara dua jenis kelamin yang berbeda, sebuah ajang penjajagan, saling kenal diantara dua jenis kelamin berbeda, antara remaja putra dengan remaja putri, yang belum tentu bermuara ke dalam lembaga perkawinan. Hampir tak ada seorang pun remaja seperti Iwan yang mau menyadari, bahwa perilaku seperti itu adalah upaya-upaya mendekati zina, bahkan zina itu sendiri!
Celakanya, hanya sedikit saja diantara orangtua yang mau bersikap tegas terhadap perilaku seperti ini. Bahkan, seringkali sebagian dari orangtua kita justru merasa malu jika anaknya yang sudah menginjak usia remaja belum juga punya pacar. Sebaliknya, begitu banyak orangtua yang merasa bangga jika mengetahui anaknya sudah punya pacar. 'Berapa banyak kejahatan yang telah kita buat secara terang-terangan ...?'
Di sebuah stasiun televisi swasta, ada program yang dirancang untuk mempertemukan dua remaja berlawanan jenis untuk kelak menjadi pacar. Di stasiun teve lainnya ada sebuah program berpacaran (dalam artian perbuatan mendekati zina) yang justru diasosiasikan dengan heroisme, antara lain dengan menyebut para pelakunya (para pemburu pacar) sebagai "pejuang." Dan bahkan para "pejuang" ini mendapat hadiah berupa uang tunai yang menggiurkan anak-anak remaja. Perilaku para "pejuang" ini disaksikan oleh banyak remaja, sehingga menjadi contoh bagi mereka.
Makna pejuang telah bergeser jauh dari tempatnya semula. Seseorang yang melakukan perbuatan mendekati zina disebut "pejuang." Hampir tidak pernah kita mendengar ada seorang pelajar yang berprestasi disebut pejuang. Jarang kita dengar seorang atlet berprestasi disebut pejuang.
*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA*
Al-Hubb Fillah wa Lillah,
Abu Aufa
--------------------------
Original Title: Ayah, Bolehkah Berpacaran?
Author: Tontowy Djauhari Hamzah (hamzahtd@indo.net.id)
Sumber: Alhikmahdotcom
Bagaimana Pacaran Menurut Islam??
Diposting oleh
Avita Dewi Septiarini
di
3/18/2011 05:23:00 AM
Label:
Artikel,
Tentang Islam
0
komentar
sumber : Ngaji Salaf 2000
Bagaimana pandangan Ibnu Qoyyim tentang hal ini ? Kata Ibnu Qoyyim, " Hubungan intim tanpa pernikahan adalah haram dan merusak cinta. Malah, cinta diantara keduanya akan berakhir dengan sikap saling membenci dan bermusuhan. Karena bila keduanya telah merasakan kenikmatan dan cita rasa cinta, tidak boleh tidak akan timbul keinginan lain yang tidak diperoleh sebelumnya.
" Bohong !" Itulah pandangan mereka guna membela hawa nafsunya yang dimurkai Allah, yakni berpacaran. Karena mereka telah tersosialisasi dengan keadaan seperti ini, seolah-olah mengharuskan adanya pacaran dengan bercintaan secara haram. Bahkan lebih dari itu mereka berani mengikrarkan, bahwa cinta yang dilahirkan bersama dengan sang pacar adalah cinta suci dan bukan cinta birahi. Hal ini didengung-dengungkan, dipublikasikan dalam segala bentuk media, entah cetak maupun elektronika. Entah yang legal maupun ilegal. Padahal yang diistilahkan kesucian dalam islam adalah bukanlah semata-mata kepemudaan, kegadisan dan selaput dara saja. Lebih dari itu, kesucian mata, telinga, hidung, tangan dan sekujur anggota tubuh, bahkan kesucian hati wajib dijaga. Zinanya mata adalah berpandangan dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya, zinanya hati adalah membayangkan dan menghayal, zinannya tangan adalah menyentuh tubuh wanita yang bukan muhrim. Dan pacaran adalah refleksi hubungan intim, dan merupakan ring empuk untuk memberi kesempatan terjadinya segala macam zina ini.
Rasulullah bersabda,
" Telah tertulis atas anak adam nasibnya dari hal zina. Akan bertemu dalam hidupnya, tak dapat tidak. Zinanya mata adalah melihat, zina telinga adalah mendengar, zina lidah adalah berkata, zina tangan adalah menyentuh, zina kaki adalah berjalan, zina hati adalah ingin dan berangan-angan. Dibenarkan hal ini oleh kelaminnya atau didustakannya."
Jika kita sejenak mau introspeksi diri dan mengkaji hadist ini dengan kepala dingin maka dapat dipastikan bahwa segala macam bentuk zina terjadi karena motivasi yang tinggi dari rasa tak pernah puas sebagai watak khas makhluk yang bernama manusia. Dan kapan saja, diman saja, perasaan tak pernah puas itu selalu memegang peranan. Seperti halnya dalam berpacaran ini. Pacaran adalah sebuah proses ketidakpuasan yang terus berlanjut untuk sebuah pembuktian cinta. Kita lihat secara umum tahapan dalam pacaran.
- Perjumpaan pertama, yaitu perjumpan keduanya yang belum saling kenal. Kemudian berkenalan baik melalui perantara teman atau inisiatif sendiri. hasrat ingin berkenalan ini begitu menggebu karena dirasakan ada sifat2 yang menjadi sebab keduanya merasakan getaran yang lain dalam dada. Hubungan pun berlanjut, penilaian terhadap sang kenalan terasa begitu manis, pertama ia nilai dengan daya tarik fisik dan penampilannya, mata sebagai juri. Senyum pun mengiringi, kemudian tertegun akhirnya , akhirnya jantung berdebar, dan hati rindu menggelora. Pertanyaan yang timbul kemudaian adalah kata-kata pujian, kemudian ia tuliskan dalam buku diary, "Akankah ia mencintaiku." Bila bertemu ia akan pandang berlama-lama, ia akan puaskan rasa rindu dalam dadanya.
- Pengungkapan diri dan pertalian, disinilah tahap ucapan I Love You, "Aku mencintaimu". Si Juliet akan sebagai penjual akan menawarkan cintanya dengan rasa malu, dan sang Romeo akan membelinya dengan, "I LOve You". Jika Juliet diam dengan tersipu dan tertunduk malu, maka sang Romeo pun telah cukup mengerti dengan sikap itu. Kesepakatan pun dibuat, ada ijin sang romeo untuk datang kerumah, "Apel Mingguan atau Wakuncar ". Kapan pun sang Romeo pengin datang maka pintu pun terbuka dan di sinilah mereka akan menumpahkan perasaan masing-masing, persoalanmu menjadi persoalannya, sedihmu menjadi sedihnya, sukamu menjadi riangnya, hatimu menjadi hatinya, bahkan jiwamu menjadi hidupnya. Sepakat pengin terus bersama, berjanji sehidup semati, berjanji sampai rumah tangga. Asyik dan syahdu.
- Pembuktian, inilah sebuah pengungkapan diri, rasa cinta yang menggelora pada sang kekasih seakan tak mampu untuk menolak ajakan sang kekasih. " buktikan cintamu sayangku". Hal ini menjadikan perasaan masing-masing saling ketergantungan untuk memenuhi kebutuhan diantara keduanya. Bila sudah seperti ini ajakan ciuman bahkan bersenggama pun sulit untuk ditolak. Na'udzubillah
Begitulah akhirnya mereka berdua telah terjerumus dalam nafsu syahwat, tali-tali iblis telah mengikat. Mereka jadi terbiasa jalan berdua bergandengan tangan, canda gurau dengan cubit sayang, senyum tawa sambil bergelayutan, dan cium sayang melepas abang. Kunjungan kesatu, kedua, ketiga, keseratus, keseribu, dan yang tinggal sekarang adalah suasana usang, bosan, dan menjenuhkan percintaan . Segalanya telah diberikan sang juliet, Juliet pun menuntut sang Romeo bertanggung jawab ? Ternyata sang romeo pergi tanpa pesan walaupun datang dengan kesan. Sungguh malang nasib Juliet.
Wahai para Muslimah sadarlah akan lamunan kalian , bayang-bayang cinta yang suci, bukanlah dengan pacaran , cobalah pikirkan buat kamu muslimah yang masih bergelimang dengan pacaran atau kalian wahai pemuda yang suka gonta-ganti pacar. Cobalah jawab dengan hati jujur pertanyaan-pertanyaan berikut dan renungkan ! Kami tanya :
- Apakah kamu dapat berlaku jujur tentang hal adegan yang pernah kamu kamu lakukan waktu pacaran dengan si A,B,C s/d Z kepada calon pasangan yang akan menjadi istri atau suami kamu yang sesungguhnya ? Kalau tidak kenapa kamu berani mengatakan, pacaran merupakan suatu bentuk pengenalan kepribadian antara dua insan yang saling jatuh cinta dengan dilandasi sikap saling percaya ? Sedangkan kenapa kepada calon pasangan hidup kamu yang sesungguhnya kamu berdusta ? Bukankah sikap keterbukaan merupakan salah satu kunci terbinanya keluarga sakinah?
- Mengapa kamu pusing tujuh keliling untuk memutuskan seseorang menjadi pendamping hidupmu ? Apakah kamu takut mendapat pendamping yang setelah sekian kali pindah tangan ? " Aku ingin calon pendamping yang baik-baik" Kamu katakan seperti ini tapi mengapa kamu begitu gemar pacaran, hingga melahirkan korban baru yang siap pindah tangan dengan kondisi " Aku bukan calon pendamping yang baik" , bekas dari tanganmu, sungguh bekas tanganmu ?
- Jika kamu disuruh memilih diantara dua calon pasangan hidup kamu antara yang satu pernah pacaran dan yang satu begitu teguh memegang syari'at agama, yang mana yang akan kamu pilih ? Tentu yang teguh dalam memegangi agama, ya Khan ? Tapi kenapa kamu berpacaran dengan yang lain sementara kamu menginginkan pendamping yang bersih ?
- Bagaimana perasaan kamu jika mengetahui istri/ suami kamu sekarang punya nostalgia berpacaran yang sampai terjadi tidak suci lagi ? Tentu kecewa bukan kepalang. Tetapi mengapa sekarang kamu melakukan itu kepada orang yang itu akan menjadi pendamping hidup orang lain ?
- Kalaupun istri/suami kamu sekarang mau membuka mulut tentang nostalgia berpacaran sebelum menikah dengan kamu. Apakah kamu percaya jika dia bilang kala itu kami berdua hanya bicara biasa-biasa saja dan tidak saling bersentuhan tangan ? Kalau tidak kenapa ketika pacaran bersentuhan tangan dan berciuman kamu bilang sebagai bumbu penyedap ?
- Jika kamu nantinya sudah punya anak apakah rela punya anak yang telah ternoda ? Kalau tidak kenapa kamu tega menyeret Ortu kamu ke dalam neraka Api Allah ? Kamu tuntut mereka di hadapan Allah karena tidak melarang kamu berpacaran dan tidak menganjurkan kamu untuk segera menikah.
Karena itu wahai muslimah dan kalian para pemuda kembalilah ke fitrah semula. Fitrah yang telah menjadi sunattullah, tidak satupun yang lari daripadanya melainkan akan binasa dan hancur.
Inti dari pembahasan ini adalah "PACARAN ITU HARAM"
Surat Cinta Darimu
Surat cinta dari sahabat
Adipala, 15 Maret 2011
--------------------------------
Terimakasih sayang untuk ungkapan cinta itu, bahagiamu bahagiaku, sakitmu juga sakitku. Selalu teriring rangkain doa untukmu dan keluarga barumu. Selalu ada cinta dan kasih sayang dihatiku untukmu.
Senin, 14 Maret 2011
Yang Pasti-pasti Aja
Diposting oleh
Avita Dewi Septiarini
di
3/14/2011 11:42:00 AM
Label:
Artikel,
Motivasi,
Tentang Islam
3
komentar
Berawal dari chat dengan teman beberapa minggu yang lalu, baisa membahas tentang pernikahan, banyak yang kami diskusikan, sampai akhirnya dia bilang "Aku masih abu-abu" dia bilang ikhtiar dan doaku belum maksimal untuk hal itu, yah jelas aku sedikit tak terima karena dia bilang begitu. Tau dari mana dia kalau doa dan ikhtiarku belum maksimal dan aku masih abu-abu??Yah jelas ALLAH lebih tau tentang itu semua. Pembicaraan kami malam itu terputus dan tidak berlanjut, hmmm sangat mengganjal di hati, sampai akhirnya kemarin kami lanjutkan pembicaraan itu. Dia menyuruhku untuk membaca salah satu note yang berjudul Yang Pasti-pasti Aja..Alhamdulillah setelah membaca note itu, aku faham apa yang dia maksud dan mengapa dia mengatakan kalo aku itu masih ABU-ABU...Ok aku mau share ke temen-temen tentang isi note itu,,semoga bermanfaat ^_^
NEMBAK DULUAN? Jangan Takut!
“Yang pasti-pasti aja!”
Ingat slogan iklan TV itu? Bukan untuk mempromosikan minuman produk Amerika yang membantu kaum zionis Israel itu, tapi dalam kalimat ini, saya sependapat. Betapa banyak hal di dunia ini yang tidak pasti dan sangat rawan untuk terus difikirkan. Angan-angan berpanjangan bisa meluap dari situ. Baik, langsung saya spesifikkan, misalnya dalam mencari pasangan hidup.
Seorang perempuan yang sudah baligh sebenarnya adalah adalah kewajiban wali, orangtuanya lah untuk menikahkan dengan laki-laki yang sholeh. Alternatif lain, kumpulan orang-orang shaleh di sekitarnya bisa menggantikan peran itu. Tapi tidak selalu dua kondisi itu bisa digenapkan. Misalnya orangtua tidak bisa memutuskan mana laki-laki yang sholeh atau setelah sekian lama, belum ada ikhwan yang tergerak untuk melamarnya. Sedangkan urgensi menikah itu semakin kuat menelusup di celah di jiwa, kerinduan akan membangung keluarga Islami memuncak, ketakutan tergelincir pada kemaksiatan yang semakin membumbung atau kasus-kasus tertentu yang membuat pernikahan harus segera dilaksanakan. Kadang kata akhi Salim A fillah,dalam bukunya Agar Bidadari Cemburu Padamu, menawarkan diri bagi akhowat adalah pilihan yang agung.
Menawarkan diri pada lelaki yang pasti. Pasti agamanya, pasti kualitas akhlaknya. Di sini yang tak pasti cuma satu,diterima atau tidak. Dan ditolak bukanlah kehinaan, hanya ladang kesabaran yang insyaAllah menjadi taman-taman berbunga cantik pahala. Daripada menunggu yang tak pasti, tak pasti agamanya ,tak pasti akhlaknya. Bahkan tak pasti pula datangnya.
Memalukan! Tradisi mengajarkan kita demikian. Perempuan yang menawarkan diri untuk menikah pada laki-laki dianggap tidak tahu kesopanan. “Kaya ngga laku aja” atau “Kegatelan banget sih cewenya”. Komentar seperti itu sungguh kejam dan tidak adil. Apakah memalukan untuk menggenapkan setengah dien..separuh agama? Adakah dalam ingatan Anda, ibadah yang melebih setengah agama? Sementara perempuan yang berseliweran berboncengan, nonton berduaan, di café-cafe berpegangan tangan adalah hal yang dianggap hal biasa. Sudah jelas, kebenaran dan kemuliaan tidak terletak pada pendapat orang kebanyakan.
Ada juga yang mengemas pemikiran kuno itu dengan bentuk yang tampaknya lebih elegan “ Kalau imannya kuat, pasti dia akan sabar menunggu ikhwan datang melamarnya”
Hhh..saya hanya bisa menarik nafas panjang sambil menuturkan cerita ini.
Anas ibnu Malik, Radhiyallahu ‘Anhu berkata:
Ada seorang wanita yang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Ia menawarkan dirinya kepada Rasulullah “Apakah engkau membutuhkan diriku?”. Anak perempuan Anas hadir dan mendengar kata-kata wanita itu, lalu berkata ”Alangkah memalukan dan betapa buruknya”. Mendengar itu, sang ayah (Anas ibnu Malik) menyahut ”Dia jauh lebih baik darimu nak. Wanita itu mencintai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan menawarkan dirinya kepada beliau” (HR Al Bukhari).
Dengarlah, dia jauh lebih baik dari kamu!
Atau bahkan ada beberapa “oknum” ikhwan yang entah dari mana mendapat generalisir ini “Kami,para ikhwan, pada hakikatnya punya insting memburu, dan aneh sekali bila akhwat yang mendekati”
Coba tengok lagi cerita tadi, adakah Rasul berkata “wahai wanita, aku seorang laki-laki, tidak pantas bagimu menawarkan diri”?
Dan bisakah sekarang Anda menjawab, wahai lelaki, siapakah engkau dibanding Rasulullah??
Ohya, perlu sekali saya tekankan, saya tidak sedang bicara tentang “nembak” dengan senjata berlaras itu lho…Ngerti kan? Tapi juga bukan tentang “nembak” seperti yang muncul di reality show yang mengklaim dirinya reality show cinta pertama di Indonesia itu. Sungguh, bukan itu. Kalau nembak jenis itu sih, saya sangat berharap Anda sudah mengerti tentang ke tidak benaran nya. Nembak yang mulia bukan aplikasi kreatif ke tidak sabaran, kekonyolan dan maaf..agak tidak tahu malu terhadap pelanggaran perintah Allah seperti itu dan jauh sekali dengan ikatan suci pernikahan. Tapi sssttt..., katanya rating acara itu selalu tinggi. Anda tidak termasuk salah satu yang menaikkannya kan..?
Ohya (lagi), saat perempuan mengajukan diri untuk menikah, itu juga harus melalui pertimbangan dan cara-cara yang mulia. Ga mungkin dong, ketemu di perempatan lalu langsung minta dinikahi? Hehehe.. Bisa dengan minta diwakilkan orangtua, atau lewat orang-orang sholeh yang bisa dipercaya. Dan sudah seharusnya ada musyawarah sebelumnya dengan mereka dalam hal pemilihan calon agar sisi subjektif dapat dikendalikan. Misalnya karena dilihat cakep, sarjana, mapan kerjanya, kita menjadi lupa pada sisi akhlaknya yang pas-pasan. Tidak salah sih bila menginginkan ikhwan ganteng, pinter dan sebagainya tapi pertimbangan agama dan akhlaknya haruslah yang utama.
Hasan bin Ali berkata “ Nikahkan puterimu dengan orang yang bertakwa. Sebab bila ia mencintainya pasti akan menghormati dan memuliakannya dan bila ia tidak mencintainya pasti ia tidak akan menzhaliminya”
Sambil berikhtiar, jangan lupa sholat Istikhoroh berulang kali. Petunjuk Allah adalah kemestian yang mesti dimohon selalu. Agar kita tidak menjadi hamba yang disindir Allah lewat ayat ini.
…boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui (Al Baqarah :216)
Kadang sebenarnya, bukan karena ketidaktahuan yang membuat para ikhwan melambatkan pernikahan. Tapi semata karena ke tidak pedean terutama masalah mahar dan ma’isyah. Nah, akhwat yang seyogyanya juga ikut meyakinkan mereka bahwa Anda berani untuk menanggung bersama. Berani menjalani proses kehidupan apapun bentuknya. Kegembiraan..apalagi kesusahan. Anda berani bukan?
Ya, karena kadang ikhwan-ikhwan itu perlu dipecut agar tidak lagi menjadi pengecut. Agar mereka bertambah kuat iman dan keyakinan kepada rezeki Robbnya juga bertambah kreativitasnya. Pernikahan terbukti adalah salah satu bentuk media percepatan diri yang sangat efektif.
Lalu, biarkan Allah membantu...
Sudah ya, kita tutup dulu pembahasan ini. Sekarang waktunya menajamkan usaha memperbaiki diri dan memperkokoh niat. Memang perlu perjuangan untuk mengubah masyarakat dengan tradisi-tradisinya. Tapi setidaknya Anda tahu bahwa tradisi itu harus diubah. Dan Anda bisa memulainya lebih dahulu.
Dalam suatu pertemuan, ada seorang teman berseloroh “ Jodoh itu di tangan Tuhan, tapi kalau tidak diambil-ambil, ya akan di tangan Tuhan terus”
Hal itu tidak urung memancing tertawa teman-teman yang lain, termasuk saya juga. Tapi untuk anda, wahai perempuan, semoga kelakar tadi semakin menguatkan. ^_^
di kirim lewat pesan dari seorang sahabat di Surabaya..
Jazzakallah khir.. ^_^
Minggu, 13 Maret 2011
Alam nan indah
Hutan, laut, pantai, sungai, sawah akan selalu menjadi tempat favorit aku.. Akan selalu merasakan dekat denganNYA saat berada di tempat itu..Bersyukur atas kebesaranNYA atas ciptaan alamNYA yang begitu indah..MasyaALLAH
Kereta api
Naik kereta api tut tut tut
siapa hendak turut,,,bla bla bla bla (Lanjutkan sendiri nyanyi nya yach ^_^)
Kereta api,,transportasi favoritku..sudah lama sekali aku tak menaikinya. Aku ingin naik kereta api lagi, pulang mudik ke kampung halaman. Entah mengapa aku rindu naik kereta api, senang saat perjalanan menggunakan kereta api, aku bisa liat pemandangan saat melewati desa-desa kecil selama perjalanan, ada sawah yang hijau, ada kebun kebun, ada sungai kecil yang jernih airnya..ah aku suka sekali itu.. Menikmati pemandangan yang indah ciptaan ALLAH yang Maha Indah, MasyaALLAH ^_^
Sebentar lagi, menghitung hari, aku mau naik kereta api lagi pulang ke kampung halaman...
Dulu Katanya
Diposting oleh
Avita Dewi Septiarini
di
3/13/2011 08:25:00 PM
Label:
coret-coret,
Kisah,
Life,
Motivasi
2
komentar
Dulu katanya mau jaga diri
Dulu katanya mau jaga hati
Dulu katanya mau berusaha untuk jadi lebih baik
Dulu katanya mau menjaga batasan antara laki-laki dan perempuan
Dulu katanya mau rutin tilawah setiap hari
Dulu katanya mau rutin dhuha
Dulu katanya mau rutin tahajud
Dulu katanya, dulu katanya, dulu katanya,
Itu dulu, dulu sekali tapi tidak dengan sekarang
NB
Berharap bisa kembali intropeksi diri dan menjadi lebih baik lagi
Note itu mengingatkan diri sendiri juga :)
Dulu katanya mau jaga hati
Dulu katanya mau berusaha untuk jadi lebih baik
Dulu katanya mau menjaga batasan antara laki-laki dan perempuan
Dulu katanya mau rutin tilawah setiap hari
Dulu katanya mau rutin dhuha
Dulu katanya mau rutin tahajud
Dulu katanya, dulu katanya, dulu katanya,
Itu dulu, dulu sekali tapi tidak dengan sekarang
NB
Berharap bisa kembali intropeksi diri dan menjadi lebih baik lagi
Note itu mengingatkan diri sendiri juga :)
Rindu Juminten
hmmm aku rindu sekali dengan salah satu sahabatku "Juminten". Lama sekali tak bersua. Mungkin karena lagi sibuk sendiri-sendiri, sampai tak ada waktu untuk bertemu. Waktu ke walimahan mb Indi dan mas Andri kemaren ngelewatin daerah kalibagor sama persimpangan desa srowot,,jadi makin rindu sama juminten. Ingat saat ramdhan tahun kemarin kami berdua hampir setiap hari bolak balik melawati jalan kalibagor dan desa srowot untuk persiapan baksos. Sampai-sampai tengah siang bolong dengan terik matahari yang menusuk kulit saat perjalan pulang dari desa srowot di jalan utama kalibagor, ban motor yang kami kendarai bocor...hehehe terpaksa mendorong motor sampai ketemu tukang tambal ban..Hmm tapi itu menyenangkan buatku,hehe jadi kenangan yang gak bakalan dilupain. Kesibukan masing-masing membuat kami jarang bertemu,,hmmm rindu sekali sama juminten..^_^
Jumat, 11 Maret 2011
Rindunya Adik
Hari ini dapat pesan FB dari dek Doohan, sepertinya dia sudah benar benar rindu ingin jumpa. Sama akupun rindu dia, sudah lama sekali tak jumpa dengannya, hampir lima bulan. Hanya bisa mendengarkan suaranya dari telfon saja. Dia minta aku untuk kerumahnya dan menginap. Banyak waktu luang kemarin tapi aku tak sempatkan untuk bersilaturahmi ke rumahnya, salahku memang. Sekarang sudah tak bisa meluangkan waktu ke sana, sudah banyak agenda yang menunggu, insyaALLAH akan kusempatkan sebelum pulang ke palembang selesai wisuda besok. Ahh aku benar benar rindu adik kecilku itu, sudah besar dia, sebentar lagi masuk SMP, semoga tetap menjadi adik yang sholeh. Amin
Sabar ya dek, insyaALLAH kakak sempatkan untuk bersilaturahmi kerumahmu..
Kamis, 03 Maret 2011
Entah apa
Cari tahu tentang kehidupanku, yah aku tahu niat hatimu. Kamu ingin test aku, bohongi aku..Tapi maaf aku tak sebodoh yang kamu kira. Jangan coba-coba memakai namanya untuk menyapa aku, untuk tahu perkembanganku, dan perkembangan hubungan aku dengannya. Haha tertawa, yah aku hanya tertawa melihat tingkah lakumu malam ini. Maaf jika kamu berniat jahat semua itu takkan berhasil, aku mengenalnya jadi kamu tidak bisa membohongiku untuk menjadi dirinya. Heran,,entah apa yang ada dalam fikiran kamu. Sampai-sampai melakukan hal itu, selalu suudzan terhadapku. Kamu tenang saja, aku tahu diri dan takkan menggangu
Baju Pengantin
Baju pengantin telah
kutanggalkan dini hari
jenuh awan nan kelabu
berakhir di ujung hujan
dalam pelukan ku terjaga
tersentuh benih harapan
kembali bersinar
cakrawala kehidupan ini
desah angin pagi
menambah hangatku berkawan alam
kini telah kujumpa
air sejuk pelepas haus dahaga
jangan kau tinggalkan
bila kekasih mengetuk pintu
_Chrisye_
kutanggalkan dini hari
jenuh awan nan kelabu
berakhir di ujung hujan
dalam pelukan ku terjaga
tersentuh benih harapan
kembali bersinar
cakrawala kehidupan ini
desah angin pagi
menambah hangatku berkawan alam
kini telah kujumpa
air sejuk pelepas haus dahaga
jangan kau tinggalkan
bila kekasih mengetuk pintu
_Chrisye_
Langganan:
Postingan (Atom)