Jumat, 27 Agustus 2010

Siksaan Cinta Untuk Yang Dimabuk Cinta



Cinta. Cinta menurut sebahagian orang adalah perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya dengan penuh gairah, lembut dan kasih sayang.

Setiap pemuda atau pemudi akan muncul sebentuk perasaaan untuk mencintai dan ingin dicintai oleh lawan jenisnya. Sebuah naluri. Dalam pencarian cinta timbul berbagai gejolak, ada perasaan rindu, gelisah dan bahagia. Saat ini mungkin ada di antara saudaraku yang tengah galau dilanda cinta. Hati berdebar, tak dapat belajar dengan baik, selalu teringat pada sang kekasih. Bila ia ada di sisimu engkau menangis karena takut berpisah dan bila ia berada jauh darimu engkau menangis karena rindu. Hati sengsara, meskipun cinta itu manis rasanya.

Hari demi hari engkau sibukkan pikiranmu tentangnya. Bagaimana bila ia marah? Bagaimana bila kehilangan dirinya? Semua pikiran itu, sungguh-sungguh menyesakkan dadamu, terlebih bila kerinduanmu memuncak. Atau bahkan engkau sibuk mencari perhatiannya, menelfonnya setiap hari dan mau melakukan apa saja untuknya asalkan ia selalu bersamamu.


Kisah Seorang Muslimah

Tapi wahai saudaraku, tahukah engkau, itukah arti cinta bagimu? Mari kita dengar bersama. Seorang muslimah pernah bercerita bagaimana ia dahulu telah terperangkap dalam cinta yang tak tentu dan tak pasti. Ia mencari-cari cinta dan entah mengapa ia merasa terlindungi dengan seorang laki-laki di sisinya sehingga ada yang melindunginya, memperhatikannya dan menyayanginya. Ia menyukai dan berupaya agar sang pujaan hati menjadi miliknya. Namun, apa yang terjadi setelah ia mendapatkan hati sang kekasih? Entah dari mana datangnya (pastilah hidayah Allah Subhanahu wa Ta’ala) , ia merasakan takut bila kematian menjemputnya.., maka apa yang akan ia katakan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sedang setiap hari melakukan dosa. Terlebih ia pernah mendengar Rasulullah Shalallahu ?Alaihi wa Sallam bersabda, “Perlahan-lahan dalam segala hal adalah baik kecuali dalam amalan untuk akhirat.”

Ia pernah berfikir untuk bertaubat di kemudian hari saja. Namun ia berfikir pula, bagaimana bila kematian itu datang kepadanya dengan tiba-tiba. Terjadi gejolak dalam hatinya antara yang haq dan yang batil. Yang manakah yang akan dimenangkannya?

Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). “Dan adapun orang-orang yang takut akan kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).” (QS.An Nazi’at : 37- 41)

Alhamdulillah, ia memilih jalan Illahi, mengenakan jilbab, dan memutuskan hubungan dengan pria itu. Memutuskan dengan apa yang disebut ‘pacaran’. Membuang jauh cinta nafsu yang tiada gunanya, yang hanya membuang-buang waktu. Yang ia inginkan hanyalah hubungan halal, pernikahan. Pernikahan dengan pria yang shaleh. Kini ia mencari perlindungan hanya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Cukuplah Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai sebaik-baik pelindung.


Cintai Penciptamu

Allah Subhanahu wa Ta’ala, lupakah engkau akan Dia? Coba engkau fikirkan.. Sesungguhnya hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mencintaimu. Bagaimana tidak? Sedang Ia yang menciptakanmu, Ia yang memberimu makan setiap hari dan hanya Ia yang mengertimu melebihi dirimu sendiri. Bila engkau menyangka bahwa manusialah yang menyayangimu, engkau salah besar saudaraku. Siapakah yang menciptakan manusia-manusia itu? Allah Subhanahu wa Ta’ala. Siapakah yang menumbuhkan rasa sayang di dada manusia-manusia itu hingga sampai kepadamu? Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jadi, siapakah yang yang benar-benar mencintaimu? Allah Subhanahu wa Ta’ala. Lalu kepada siapakah sepatutnya, selayaknya dan seharusnya engkau serahkan cintamu? Kejam sekali bila engkau menjawab akan memberikan cintamu kepada selain Dia. Apakah engkau hendak membuat tandingan dalam mencintai Allah Subhanahu wa Ta’ala?

“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, maka mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya,dan bahwa Allah amat berat siksaanNya (niscaya mereka menyesal).” (QS. Al Baqarah : 165)

Yang paling mengherankan adalah bila engkau beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala namun engkau tidak mencintai-Nya, engkau membutuhkan-Nya namun engkau berpaling dari-Nya. Wahai saudaraku kaum muslimin! Sadarkah engkau?, bagaimanapun durhakanya dirimu, Allah Subhanahu wa Ta’ala tetap memberikan rahmat-Nya padamu. Ia sungguh Maha Pemurah Maha Penyayang dan Maha Penerima Taubat. Selangkah kau pada-Nya seribu langkah Ia padamu. “Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah hendaklah ia mengamati bagaimana kedudukan Allah dalam dirinya. Sesungguhnya Allah menempatkan hamba-Nya dalam kedudukan sebagaimana dia menempatkan kedudukan Allah pada dirinya.” ( HR. Al Hakim)


Tingkat Cinta

Ada 3 macam cinta di dalam hidup ini :

1. Cinta tertinggi adalah cinta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam

2. Cinta tengah adalah cinta kepada orang tua, saudara, suami/isteri, kerabat karena Allah Subhanahu wa Ta’ala

3. Cinta terendah adalah cinta yang menomorduakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya.


Tanda-Tanda Cinta

Saudaraku kaum muslimin, ulama Ibnu Qayim Al Jauziah mendefinisikan seseorang dikatakan sedang dilanda cinta bila telah ada tanda-tanda :

1. Menghujamkan pandangan mata
Dapatlah kita ketahui orang yang dimabuk cinta akan selalu memandang kepada yang dicinta.


2. Malu-malu bila yang dicinta memandangnya
Itulah salah satu sebab mengapa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang shalat dengan menengadah ke atas , namun haruslah menunduk ke bawah sebagai adab menghadap Yang Maha Tinggi. Bahkan rajapun akan marah bila pengikutnya berani menatap wajahnya dan tidak menunduk ke bawah sebagai tanda hormat dan segan.

3. Banyak mengingat dan membicarakan dan menyebut namanya
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh) maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.” (QS. Al Anfal : 45)

“Adakah saya membacakannya kepada engkau, padahal ia diturunkan kepada engkau? ”

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “Aku suka diriku mendengarkannya dari orang lain.”

Maka saya membacakan sejak permulaan hingga ayat : “Maka bagaimanakah (keadaan orang-orang kafir nanti) apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dati tiap-tiap ummat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai ummatmu).” (QS. An Nisaa: 41). Beliau bersabda, “Cukup sampai di situ.” Maka saya mengangkat kepala memandang beliau, yang ternyata beliau meneteskan air mata. (HR. Bukhari & Muslim)

6. Mencintai rumah dan tempat kekasih
Ribuan kaum muslimin setiap tahunnya mendatangi Ka’bah. Mereka meninggalkan negeri mereka menuju Mekkah demi memenuhi panggilan Allah Subhanahu wa Ta’ala. (QS. 2:26-27)

7. Mencintai apapun yang dicintai kekasih
Anas bin Malik menyenangi labu, karena dia melihat Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam selalu memandang ke arah hidangan labu di atas mangkuk.

8. Berkurban untuk mendapatkan keridhaan yang dicinta
“Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mu’min dan dari diri mereka sendiri.” (QS.Al Ahzab : 6)


Cinta Sejati

Mengapakah saudaraku kaum muslimin seringkali kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala hanya bila ditimpa kesusahan saja, sedang dikala senang engkau tertawa sepuasnya hingga lupa akan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu bersama hamba-hambaNya dikala suka dan duka “Sadarkah kau, Allah Subhanahu wa Ta’ala itu kekal, sedangkan makhluk-Nya dapat binasa. Bagaimana mungkin engkau mengharapkan cinta manusia yang tak kekal, terlebih mencintai manusia yang dia sendiripun tak tahu sampai kapan akan memberikan cintanya kepadamu” Yang demikian itu akan membuatmu terombang-ambing pada cinta yang tak jelas adanya, menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan dalam hatimu. Sampai kapankah engkau akan terus dalam keadaan seperti ini? Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : ”Paling kuat tali hubungan keimanan ialah cinta karena Allah dan benci karena Allah.” (HR.Athabrani)

Engkau akan sangat rugi bila memperturutkan cinta nafsumu. Cinta nafsu itu akan hilang seiring dengan waktu, sedang cinta Allah Subhanahu wa Ta’ala itu kekal. Sejak engkau berupa setetes mani hingga kelak engkau di surga atau neraka, Allah Subhanahu wa Ta’ala-lah yang selalu bersamamu. Orang tua hanya menemanimu sejak engkau lahir hingga kematianmu. Demikian pula kekasih, hanya bersamamu dalam beberapa masa.

Saudaraku, dalam satu hati tidak mungkin ada dua cinta, salah satunya harus kau keluarkan dari hatimu. Ingatlah, barangsiapa mencintai selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka ia akan disiksa denga cinta kepada selain-Nya itu. Bila engkau rasakan gelisah setiap hari karena si dia, hati berdebar tak tenteram, kerinduan yang menyesakkan dada, maka berhati-hatilah karena bisa jadi siksa Allah Subhanahu wa Ta’ala itu, telah diturunkan atasmu. Pada hatimu. (AW)

Referensi :

Kitab Al Qur’anul Karim

Kitab “Taman Orang yang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu”

Kitab “Telefon Cinta”

Dengan Revisi (Pernah diterbitkan di “Bulletin Shobirin”, Bulletin SMUNSA Bogor, Edisi 1/ 2000 M)

Sumber : http://www.hudzaifah.org/Article300.phtml

0 komentar:

 
Copyright © Dunia Ku
Blogger Theme by BloggerThemes | Theme designed by Jakothan Sponsored by Internet Entrepreneur